New York (ANTARA) - Saham-saham di Wall Street melemah pada akhir perdagangan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena keuntungan awal menghilang setelah negosiasi plafon utang AS di Washington dihentikan, merusak optimisme bahwa kesepakatan dapat dicapai dalam beberapa hari mendatang untuk menghindari gagal bayar.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 109,28 poin atau 0,33 persen, menjadi menetap di 33.426,63 poin. Indeks S&P 500 menyusut 6,07 poin atau 0,14 persen, menjadi berakhir di 4.191,98 poin. Indeks Komposit Nasdaq tergelincir 30,94 poin atau 0,24 persen, menjadi ditutup pada 12.657,90 poin.

Tujuh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona merah, dengan konsumer non-primer dan jasa-jasa komunikasi memimpin penurunan, masing-masing kehilangan 0,84 persen dan 0,49 persen. Sementara itu, sektor energi dan kesehatan memimpin penguatan dengan masing-masing naik 0,73 persen dan 0,46 persen.

Kepergian perwakilan Kongres dari Partai Republik dari meja negosiasi Jumat (19/5/2023) pagi menimbulkan keraguan atas kemajuan pembicaraan plafon utang untuk mencegah bencana gagal bayar AS.

Sisi Gedung Putih "tidak masuk akal," kata Perwakilan Republik Garret Graves, sekutu utama Ketua DPR Kevin McCarthy, menambahkan bahwa negosiasi sedang dalam "jeda." Komentarnya muncul sehari setelah kata-kata optimis McCarthy tentang pemungutan suara DPR paling cepat minggu depan.

Baca juga: Wall St perpanjang kenaikan di tengah optimisme pembicaraan pagu utang

Ada banyak ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi sehubungan dengan pembicaraan plafon utang, dan pasar saham bisa turun drastis jika kesepakatan tidak tercapai sebelum tenggat waktu, menurut Peter Cohan, profesor praktik manajemen di Babson College, sekolah bisnis swasta di Massachusetts.

Kepada Xinhua pada Jumat (19/5/2023), Cohan mengatakan apa yang terjadi selama pembicaraan plafon utang pada tahun 2011 dapat terulang dan bisa menjadi lebih buruk meskipun apa yang terjadi pada tahun 2011 pada dasarnya adalah hal jangka pendek.

Statistik menunjukkan bahwa Indeks S&P 500 anjlok hampir 17 persen antara 22 Juli dan 8 Agustus selama kebuntuan plafon utang pada tahun 2011.

Karena Demokrat tidak akan mendukung pengurangan defisit untuk membayar pemotongan pajak yang mendorong kembali defisit dan Partai Republik tidak akan menyetujui apa pun yang membatasi pemotongan pajak, jadi sebenarnya tidak ada dasar untuk kesepakatan, kata David A. Super, seorang profesor hukum dan ekonomi di Georgetown University Law Center.

Baca juga: Saham Asia reli ikuti Wall Street di tengah optimisme plafon utang AS

Sangat mungkin untuk memiliki perpanjangan jangka pendek dari batas utang sekitar dua bulan dan "negosiasi akan berlanjut untuk sebagian besar musim panas," kata Super kepada Xinhua.

Pasar bisa sangat tidak tenang dalam jangka pendek dan situasi di pasar bisa lebih buruk daripada selama pembicaraan plafon utang pada tahun 2011, menurut Super.

Saham turun di tengah kemerosotan saham bank-bank regional dan dana yang diperdagangkan di bursa terkait setelah Menteri Keuangan Janet Yellen dilaporkan mengatakan kepada para CEO bank besar bahwa lebih banyak merger mungkin diperlukan. Yellen meningkatkan prospek bahwa lebih banyak bank regional mungkin harus dibeli oleh pemberi pinjaman besar.

Namun, kerugian Jumat (19/5/2023) mereda setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengindikasikan dia terbuka untuk jeda kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter bank sentral pada Juni.

Powell juga mengatakan bahwa tekanan perbankan dapat mempengaruhi pandangan Fed tentang kenaikan suku bunga, dengan pengetatan kredit cenderung memperlambat pertumbuhan ekonomi dan perekrutan.

Powell telah membuka jalan bagi The Fed untuk menghentikan kampanye kenaikan suku bunga pada pertemuan Juni, kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA, pemasok layanan perdagangan multi-aset daring.

"Namun The Fed dapat melanjutkan pengetatan karena Powell menegaskan kembali bahwa inflasi jauh di atas target Fed. The Fed tidak akan memiliki semua jawaban apakah inflasi akan terus turun hingga mencapai target untuk beberapa bulan lagi," kata Moya. .

Komite Pasar Terbuka Federal memiliki sekitar 82 persen kemungkinan menghentikan kenaikan suku bunga dalam pertemuan kebijakan moneter mendatang pada Juni, menurut data dari CME FedWatch Tool pada Jumat (19/5/2023) sore.

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2023