Kampala (ANTARA News) - Pemimpin politisi oposisi Kizza Besigye ditahan karena merencanakan kerusuhan antipemerintah di ibu kota Uganda Kampala, kata polisi, Sabtu.

Besigye telah memimpin aksi-aksi protes selama bertahun-tahun yang bertujuan menggulingkan Presiden Yoweri Museveni, dengan siapa ia kalah dalam pemilihan presiden pada Februari 2011. Dia mencela pemilu itu sebagai penipuan.

Para pendukungnya berada di garis depan aksi-aksi protes anti-pemerintah yang tersebar luas terhadap biaya hidup yang tinggi pada tahun 2011, dan setelah mereda tahun lalu, mereka memimpin demonstrasi lagi pada Oktober dan Besigye ditangkap.

Besigye telah kalah dalam tiga pemilu dengan Museveni, yang telah berkuasa selama lebih dari 26 tahun, dan mengundurkan diri sebagai pemimpin partai oposisi terbesar Uganda, Forum untuk Perubahan Demokrasi (FDC) tahun lalu, namun masih menjadi seorang politikus yang populer.

Awal pekan ini polisi melarang pemimpin oposisi dari membersihkan sampah di pinggiran Kampala, dan mengatakan itu adalah kedok untuk pementasan protes publik.

"Setelah upaya-upaya untuk berkumpul gagal dan melakukan demonstrasi-demonstrasi liar ... Dr Kizza Besigye telah ditangkap pagi ini," kata polisi dalam sebuah pernyataan dikutip Reuters.

Pihak oposisi membuat berbagai keluhan terhadap Museveni, dan menuduhnya berusaha untuk menjadi presiden seumur hidup serta gagal mengatasi korupsi dan pelanggaran hak asasi manusia.

Negara-negara donor Barat memotong bantuan kepada negara Afrika timur berpenduduk 33 juta orang itu pada bulan lalu karena merujuk klaim-klaim korupsi di kantor perdana menteri.

Sekretaris jenderal FDC, Alice alaso, mengatakan kepada Reuters bahwa Besigye telah ditangkap di luar rumahnya saat ia melaju keluar.

Alaso mengatakan ia mengunjungi Besigye di kantor polisi Kira, sekitar 13 kilometer (delapan mil) dari pusat kota, di mana ia ditahan.

Polisi menghentikan memberinya sebotol air, katanya. "Tujuan mereka adalah untuk membuat dia kelaparan ... bagaimana Anda bisa menangkap seseorang ketika ia telah berkomitmen tidak melakukan kejahatan apapun" katanya.

Polisi tidak mengatakan apa tuduhan mereka terhadap Besigye, yang pergi ke Kenya untuk perawatan medis pada tahun 2011 setelah. Ia hampir buta dengan bahan kimia semprot yang dilakukan oleh polisi yang bermaksud membubarkan demonstrasi.

(H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013