Jakarta (ANTARA) -
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) menerima Presiden Iran Seyyed Ebrahim Raisi di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa dan mendukung tawaran peningkatan kerja sama bilateral kedua negara di berbagai sektor.

Bamsoet dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa Presiden Iran mengajak Indonesia meningkatkan hubungan bilateral di beberapa sektor, seperti perdagangan, kesehatan, minyak dan gas, kelapa sawit, pariwisata, iptek, dan energi hijau.

"Presiden Iran menceritakan Iran banyak mendapatkan tekanan dari negara-negara Barat. Namun, dari tekanan tersebut justru telah membuat Iran mengalami banyak kemajuan. Iran sudah mampu mencapai pemanfaatan teknologi nuklir di berbagai bidang untuk kesehatan, transportasi, pertanian, dan lain-lain," kata Bamsoet.

Baca juga: RI-Iran sepakati 10 bidang kerja sama kesehatan hingga perdagangan
 
Dalam kesempatan tersebut turut hadir Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah, Ahmad Muzani, Lestari Moerdijat, Jazilul Fawaid, Syarifuddin Hasan, Arsul Sani, Fadel Muhammad, dan Yandri Susanto.
 
Sementara itu, delegasi Iran terdiri dari Menteri Luar Negeri Amir-Abdollahian, Menteri Informasi dan Teknologi Komunikasi Isa Zarehpour, Wakil Menteri Luar Negeri Mahdi Safari, Ketua Kerjasama Parlemen Iran-Indonesia Mahdi Zahedi, Deputi Bidang Politik Kantor Kepresidenan Iran Mohammad Jamshidi, serta CDA ad interim Kedutaan Besar Iran di Jakarta Mahdi Rounadh.
 
Diketahui, Presiden Iran mengunjungi Indonesia pada 23–24 Mei untuk memenuhi undangan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Sebelum bertemu dengan pimpinan MPR, Presiden Iran telah bertemu dengan Presiden Jokowi dan pimpinan DPR RI.
 
Lebih lanjut, Bamsoet mengatakan Indonesia menyambut baik tawaran peningkatan hubungan kerja sama dengan Iran tersebut. Terlebih, kata dia, Indonesia dan Iran telah membangun hubungan diplomatik sejak 1950.
 
Bamsoet menjelaskan, hubungan yang baik antara Indonesia dan Iran bahkan tercatat telah dimulai sejak 1.000 tahun yang lalu oleh Kerajaan Persia dan kerajaan-kerajaan kuno Indonesia.
 
"Hubungan people to people contact antara Iran dan Indonesia telah terjalin sejak masa lampau. Sejarah mencatat, para saudagar Iran (Persia) sejak ribuan tahun yang lalu sudah melalui 'jalur sutra' atau 'jalur rempah' guna menjelajahi Nusantara," kata Bamsoet.
 
Selain itu, Bamsoet juga mengatakan bahwa Presiden Iran sepakat dengan Indonesia untuk terus mendukung perjuangan rakyat Palestina.
 
Termasuk dalam mendukung hak rakyat Palestina untuk menentukan nasibnya sendiri dan menyerukan kepada masyarakat internasional untuk berkomitmen pada “solusi dua negara”, berdasarkan parameter-parameter yang disepakati secara internasional.

"MPR merasa prihatin sekaligus merasa khawatir atas kekerasan yang terus terjadi di Palestina. Karenanya, MPR mendukung penyelesaian konflik secara damai, dengan menghormati prinsip-prinsip Piagam PBB dan penegakan hukum internasional," ujar Bamsoet.
 
Bamsoet menambahkan, Presiden Iran mengundang Parlemen Indonesia, yakni MPR RI dan DPR RI untuk berkunjung ke Iran. Kunjungan itu dimaksudkan agar pimpinan MPR dan DPR bisa melihat langsung berbagai kemajuan yang telah dicapai Iran.
 
"Pimpinan MPR menyambut baik tawaran tersebut. Namun, karena saat ini tengah disibukkan oleh persiapan pemilu di tanah air, kita belum dapat memenuhi tawaran itu dalam waktu dekat. Kemungkinan setelah pemilu baru kita bisa melakukan kunjungan balasan ke Iran untuk lebih meningkatkan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Iran," ujar Bamsoet.

Baca juga: Puan tekankan penguatan hubungan bilateral saat terima Presiden Iran
Baca juga: Wakil Ketua MPR dorong realisasi target pendapatan sektor pariwisata
Baca juga: Bamsoet ajak generasi muda optimalkan bonus demografi Indonesia

 

Pewarta: Fath Putra Mulya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2023