New York (ANTARA) - Kekerasan di sekolah-sekolah Amerika Serikat (AS) meningkat sejak para siswa kembali belajar di kelas pascapandemi COVID-19.

Pimpinan sekolah dan pakar di seluruh negera itu melaporkan jumlah senjata api yang belum pernah tercatat sebelumnya di sekolah dan meningkatnya ancaman, demikian menurut laporan The Washington Post, Rabu (7/6).

Kasus terkini adalah seorang ayah muda dan anak laki-lakinya yang berusia remaja tewas pada Selasa (6/6) ketika seorang pria bersenjata api melakukan aksi penembakan di tengah upacara kelulusan sebuah sekolah menengah atas (SMA) di Virginia.

Shawn Jackson (18) dan sang ayah, Renzo Smith (36), tewas dalam serangan tersebut. Serangan itu juga menyebabkan sedikitnya lima orang lainnya terluka di kampus Monroe Park Virginia Commonwealth University.

"Negara ini mengalami rata-rata 11 kasus penembakan di sekolah dalam setahun hingga 2017. Mulai 2018, insiden kekerasan semakin meningkat dan pada 2022 terdapat lebih banyak kasus penembakan di sekolah, yakni 46 kasus, dibandingkan tahun mana pun sejak setidaknya 1999," ungkap laporan itu.

Terdapat 380 kasus penembakan di sekolah di AS sejak insiden Columbine High pada 1999 di Columbine, Colorado, yang menyebabkan 12 siswa dan satu guru tewas.


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2023