New York (ANTARA News) - Delegasi Indonesia dalam sidang Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa, menyampaikan bahwa Pemerintah RI telah melakukan upaya terbaik yang dapat dilakukan untuk membantu Pemerintah Timor Leste dalam mengatasi kerusuhan di negara tersebut. "Indonesia telah melakukan yang terbaik, termasuk dengan penutupan perbatasan kami untuk mencegah insiden yang dapat memperburuk situasi," demikian pernyataan yang disampaikan Minister Counsellor Perwakilan Tetap RI untuk PBB Prayono Atiyanto. Sebagai negara tetangga terdekat, Indonesia sangat berkeinginan agar kemelut di Timor Leste berakhir dan situasi segera normal. "Pemerintahan negara kami tetap mendukung pimpinan di Timor Leste dalam upaya mencari solusi atas krisis ini," kata Prayono Di tengah saat-saat sulit sekarang ini, hubungan Timor Leste dan Indoensia tetap baik dan kuat. Ia juga menyampaikan rencana pertemuan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden Timor Leste Xanana Gusmao di Bali 17 Juni mendatang untuk mendiskusikan isu-isu yang menjadi keprihatinan bersama dan untuk kepentingan kedua negara. Indonesia juga telah mengirim bantuan kemanusiaan untuk meringankan beban rakyat Timor Leste yang terkena dampak dari konflik di negara tersebut. Berkaitan dengan pembangunan demokrasi dan institusi di Timor Leste, Indonesia menilai PBB perlu melipat-gandakan bantuannya kepada pemerintah negara tersebut dalam mengatasi masalah-masalahnya sehingga proses demokrasi kembali berjalan dengan semestinya. "Pemerintah Indonesia akan tetap siap menyediakan bantuan apapun yang diperlukan," kata Prayono dalam sidang tersebut. Sidang DK PBB yang dipimpin oleh Presiden Dewan Keamanan untuk bulan Juni 2006 Ellen Margrethe dari Denmark itu, juga mendengarkan laporan dari utusan khusus Sekjen PBB untuk Timor Leste Ian Martin yanng baru-baru ini mengunjungi Dili. Ian Martin antara lain merekomendasikan suatu program baru PBB untuk Timor Leste, termasuk didalamnya program reformasi kepolisian di negara tersebut, dan perlunya investigasi atas kerusuhuan yang telah memakan korban jiwa. Kerusuhan di Timor Leste sejak April lalu dimulai dengan protes dari 600 tentara yang dipecat oleh Pemeritah Timor Leste.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006