pencegahannya tidak bisa diserahkan kepada Dinas Kesehatan saja
Pangkalpinang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan prevalensi stunting di Kabupaten Bangka Selatan tertinggi di Kepulauan Babel, sehingga perlu sinergi lintas sektoral untuk menekan stunting di daerah itu.

"Saat ini angka prevalensi stunting di Bangka Selatan mencapai 23 persen dan tertinggi dibandingkan kabupaten/kota lainnya," kata Kepala Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinkes Provinsi Kepulauan Babel Isnataini di Pangkalpinang, Minggu.

Ia menyatakan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, angka prevalensi stunting Bangka Selatan 23 persen, Bangka Tengah 21,2 persen, Bangka Barat 20,5 persen, Belitung 19,6 persen, Bangka 16,2 persen, Belitung Timur 16,0 persen dan Pangkalpinang 12,9 persen.

"Jadi secara rata-rata prevalensi stunting Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yakni 18,5 persen," katanya.

Baca juga: Menko PMK apresiasi upaya penanganan stunting di Bangka Belitung
Baca juga: BKKBN Babel apresiasi inovasi daerah turunkan stunting


Ia menyampaikan dengan angka prevalensi 18,5 persen itu, kondisi stunting di Babel masuk kategori di bawah angka nasional pada 2022 yakni 21,6 persen.

"Kami sudah ditargetkan untuk dapat menekan stunting 14 persen pada 2024. Jadi masih ada tugas menurunkan sekitar 4,5 persen dan ini cukup berat jika tidak sinergi seluruh pihak untuk menekan kasus stunting ini," katanya.

Menurut dia dengan sinergi dan keterlibatan lintas sektoral di Provinsi Kepulauan Babel ini tentunnya bisa mewujudkan capaian target nasional prevalensi stunting menjadi 14 persen.

"Pencegahannya tidak bisa diserahkan kepada Dinas Kesehatan saja, butuh bantuan yang lain seperti pemerintah daerah dan unsur organisasi masyarakat untuk mencapai menurunkan angka kasus anak stunting ini," katanya. 

Baca juga: Pj Gubernur Babel temui Wamenkes atasi stunting
Baca juga: Babel perkuat edukasi terkait ASI eksklusif untuk tekan stunting

Pewarta: Aprionis
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023