Seniman atau sastrawan tentunya butuh wadah apresiasi, dan melalui acara ini kami akan mulai memfasilitasi mereka kembali,"
Yogyakarta (ANTARA News) - Paguyuban Sastrawan Mataram bersama Asosiasi Keroncong Mataram menggelar "Keroncong Sastra" di XT Square Yogyakarta, Rabu malam.

Koordinator acara yang juga Ketua Paguyuban Sastrawan Mataram (PSM) Sigit Sugito mengatakan acara ini digagas untuk memberikan wadah apresiasi puisi bagi sastrawan Yogyakarta serta masyarakat umum.

"Seniman atau sastrawan tentunya butuh wadah apresiasi, dan melalui acara ini kami akan mulai memfasilitasi mereka kembali," katanya.

Menurut Sugito, acara tersebut merupakan acara lanjutan dari kegiatan "Malam Sastra Malioboro" yang pernah digelar di Titik Nol Kilometer, Kota Yogyakarta, sebagai wadah dukungan perwujudan Undang Undang Keistimewaan DIY.

"Dulu acara ini sekali diadakan untuk memperjuangkan keistimewaan Yogyakarta. Setelah Undang Undang Keistimewaan terwujud, kami ingin tetap meneruskannya," katanya.

Ide pembacaan puisi dengan iringan musik keroncong, menurut dia merupakan konsep yang pertama kali dilakukan dalam wahana apresiasi sastra yang pernah ada di Yogyakarta.

Menurut sastrawan yang pernah menekuni dunia jurnalistik ini, iringan musik keroncong dipilih karena mampu memberikan sentuhan mendalam yang selaras dengan ritme tiap bait puisi.

"Dalam irama keroncong dan puisi memiliki langgam serta tingkat `ekstase` yang cenderung sama," katanya.

Dalam acara ini, sejumlah penyair serta warga masyarakat umum dengan berbagai profesi membacakan puisi yang sifatnya spontanitas secara bergantian, diiringi musik keroncong.

Salah satu peserta yang merupakan anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bantul Budiwiryawan mengatakan ikut dalam acara ini sebagai pelepas penat kesibukan kerja.

"Di tengah aktivitas pekerjaan yang cukup membuat penat terkadang orang butuh wadah untuk melepaskannya," kata pembaca puisi berjudul `Tanpa Anak Kata` ini.
(KR-LQH/M008)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013