Cilacap (ANTARA News) - Seorang imigran asal Srilanka yang sebelumnya mendapat perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Cilacap, Ithy Safeekaabdul Jabar (30), meninggal dunia setelah sepekan dirawat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

"Imigran tersebut meninggal dunia tadi malam (Rabu, red.) karena sakitnya tidak kunjung sembuh," kata Kepala Seksi Pengawasan dan Penindakan Keimigrasian Kantor Imigrasi Cilacap Edi Rohaedi, di Cilacap, Kamis.

Menurut dia, kondisi Ithy Safeekaabdul Jabar kritis sejak imigran asal Srilanka ini dievakuasi dari perairan selatan Pulau Nusakambangan, Cilacap, pada Senin (28/1) malam, hingga akhirnya dibawa ke RSUD Cilacap pada Selasa (29/1) dini hari guna mendapat perawatan.

Oleh karena kondisinya masih kritis, kata dia, Ithy Safeekaabdul Jabar selanjutnya dirujuk ke RS Panti Rapih Yogyakarta pada Kamis (7/2) malam.

Meskipun kondisinya sempat membaik, lanjutnya, Ithy Safeekaabdul Jabar akhirnya meninggal dunia karena seluruh saluran pernapasan dan paru-paru mengalami pembengkakan.

"Kemungkinan karena kedinginan akibat terombang-ambing di laut selama beberapa hari," katanya.

Selama menjalani perawatan di RS Panti Rapih Yogyakarta, kata dia, Ithy Safeekaabdul Jabar ditemani suami dan anaknya, Ahamed Rispiyan (33) dan Ahamed Fatheen (4), serta seorang iparnya.

Ahamed Rispiyan juga sempat dirawat di RSUD Cilacap karena terlalu letih menjaga Ahamed Fatheen yang menjalani perawatan di rumah sakit tersebut.

Disinggung mengenai rencana pemberangkatan 18 imigran asal Srilanka yang saat ini masih berada di eks Kantor Imigrasi Cilacap menuju Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) Tanjungpinang, Edi mengatakan, hal itu rencananya akan dilaksanakan pada sore ini, sekitar pukul 17.00 WIB.

"Insya Allah kalau tidak ada halangan, nanti sore sekitar pukul 17.00 WIB akan diberangkatkan ke Rudenim Tanjungpinang menggunakan bus dengan didampingi petugas IOM (International Organization for Migration)," katanya.

Sementara tiga imigran beserta jenazah Ithy Safeekaabdul Jabar, kata dia, masih berada di Yogyakarta bersama petugas dari IOM.

Terkait dua jenazah imigran yang masih berada di Kamar Jenazah RSUD Cilacap, dia mengatakan, pihaknya masih berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Srilanka maupun Direktorat Jenderal Imigrasi.

Seperti diwartakan sebelumnya, sebuah kapal kayu yang mengangkut 25 imigran mengalami kecelakaan laut di perairan selatan Pulau Nusakambangan dalam perjalanan menuju Pulau Kokos, Australia, hingga akhirnya penumpangnya dievakuasi oleh petugas gabungan dari Cilacap dan dititipkan di Lembaga Pemasyarakatan Pasir Putih, Nusakambangan, pada Senin (28/1) malam.

Sebelum mengalami kecelakaan akibat menabrak karang, mesin kapal itu mati sehingga kapal terombang-ambing selama 15 hari di Samudera Hindia.

Bahkan, salah seorang imigran bernama Thangeswaran (36) dilaporkan menceburkan diri ke laut dan akhirnya hilang.

Thangeswaran diduga mengalami halusinasi seolah melihat daratan sehingga dia melompat dari kapal dan berenang di lautan guna mendekati daratan yang dia anggap sebagai Pulau Kokos, Australia.

Selain itu, dua imigran lainnya, yakni seorang perempuan bernama Suta Nilakshan (25) dan seorang laki-laki bernama Thampappela Vijayaraja (40) meninggal dunia akibat kelaparan dan dehidrasi.

Jenazah dua imigran tersebut masih tersimpan di Kamar Jenazah RSUD Cilacap.
(*)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013