Mukomuko (ANTARA News) - Sebanyak 200 pelajar dan guru MAN Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Kamis, menggelar aksi damai di depan rumah dinas bupati setempat guna menolak masuknya narkoba di daerah itu.

Aksi damai ratusan pelajar MAN di Kelurahan Bandarratu itu mulai berlangsung sejak pukul 07.30 WIB hingga 10.00 WIB, dengan pengawalan dari Satuan POlisi Lalu Lintas Mapolres setempat.

Kepala Sekolah MAN Kabupaten Mukomuko Medi Hartono menyabutkan bahwa sebanyak 200 orang pelajar kelas I hingga III dan guru yang mengikuti aksi damai saat ini.

Medi mengatakan, dalam aksi damai ini ada lima rekomendasi yang ingin disampaikan kepada pemerintah setempat termasuk juga aparat penegak hukum yakni Kepolisian Resor setempat dan Kejaksaan Negeri.

Lima rekomendasi itu ,yakni mendukung aparat penegak hukum memberantas pergaulan bebas dan narkoba di daerah ini, memohon kepada pemerintah dan penegak hukum untuk menganalisa zat-zat yang belum dikenal tetapi berbahaya sama dengan narkoba, menindak tegas pengedar dan pemakai narkoba.

Kemudian, tes urine seluruh pelajar dan pegawai negeri sipil (PNS) di daerah itu, terakhir mengawasi dan mengamankan perayaan valentine, tahun baru, dan kelulusan ujian nasional.

Ia menjelaskan, rekomendasi terakhir soal pengamanan setiap perayaan, karena momen seperti itu yang dijadikan pesta minuman keras dan narkoba.

Ketua Badan Narkotika Kabupaten Mukomuko Choirul Huda di sela-sela aksi di halaman rumah dinas bupati setempat mendukung penuh aksi damai yang dilakukan oleh pelajar MAN daerah itu.

Menurut Wakil Bupati Mukomuko itu, rekomendasi dari pelajar dan guru MAN itu dapat menjadi masukan bagi semua pihak termasuk BNK daerah itu agar ditindaklanjuti dan diusulkan kepada pemerintah setempat.

Ditanya rekomendasi tes urine semua pelajar dan PNS di daerah itu, kata dia, akan dikaji kembali bersama dengan pemerintah setempat, serta anggaran untuk kegiatan tes urine tersebut.

Sedangkan mengenai zat yang belum dikenal tetapi beberbahaya seperti narkoba, menurut dia, sampai sekarang belum ditemukan di daerah itu.

Lebih lanjut, Ia menerangkan, aksi damai itu merupakan masukan penting baginya, paling tidak langkah pencegahan dengan rutin memberikan sosialisasi kepada pelajar, agar pencegahan itu lebih cepat dari narkoba yang masuk ke sekolah.

Akan tetapi, kata dia, yang lebih penting lagi adalah mencegah narkoba itu masuk ke negara ini dengan tetap mempertahankan budaya atau kultur dalam konsep kebersamaan baik itu di lingkungan terkecil seperti rumah tangga maupun tetangga dan masyarakat.

Karena, ia menilai, kultur kebersamaan itu justru semakin luntur sehingga budaya mengunakan narkoba masuk.

"Kalau saja ada kebersamaan baik di rumah tangga maupun lingkungan, dengan begitu bisa saling mengingatkan," tambahnya.
(KR-FTO)

Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013