Sejarah sudah membuktikan kerja sama apik antara peneliti yang menghasilkan inovasi teknologi, para penyuluh yang menyampaikan, dan petani yang mengimplementasikan, sehingga mampu mendongkrak produktivitas pertanian
Padang (ANTARA) -
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian (Kementan) Dedi Nursyamsi mengatakan kunci keberhasilan pembangunan pertanian adalah peningkatan produktivitas.
 
“Tujuannya adalah menyediakan pangan bagi 280 juta penduduk Indonesia, meningkatkan kesejahteraan petani, serta menggenjot ekspor,” katanya saat membuka Temu Sukses Petani dan Penyuluh pada ajang PENAS Petani Nelayan XVI secara daring yang dipantau dari Padang, Sumatera Barat, Selasa.
 
Menurut Dedi, swasembada pangan bisa kembali diraih melalui kolaborasi dan sinergitas dari berbagai pihak. Semua mesti berbagi peran baik pemerintah, peneliti, penyuluh, maupun petani.
 
“Sejarah sudah membuktikan kerja sama apik antara peneliti yang menghasilkan inovasi teknologi, para penyuluh yang menyampaikan, dan petani yang mengimplementasikan, sehingga mampu mendongkrak produktivitas pertanian,” katanya.
 
Ia menyebut Indonesia dahulu bisa meraih swasembada pangan dalam kurun waktu kurang dari 15 tahun, tepatnya pada tahun 1970 hingga tahun 1984. Ketika itu pemerintah secara masif meluncurkan berbagai program strategis di sektor pertanian, diantaranya Program Bimbingan Massal (Bimas) dan Program Panca Usaha Tani.
 
“Awalnya hanya sekitar 2 sampai 3 ton per hektare menjadi 3 ton per hektare. Bahkan pada tahun 1984 produktivitas padi kita tembus 4,8 sampai 4,9 ton per hektare, mendekati 5 ton, sehingga menjadikan Indonesia dari awalnya negara importir beras terbesar di dunia, menjadi swasembada pangan,” ujarnya.

Baca juga: Kementan: Inovasi dongkrak produktivitas dan kesejahteraan petani
 
Oleh karena itu ia mengajak seluruh stakeholder di sektor pertanian untuk saling bersinergi untuk kembali meningkatkan produktivitas pertanian.
 
“Mari kita sama-sama introspeksi, di saat yang sama ayo kita buat perencanaan lagi. Kita buat program seperti dulu lagi. Kalau dulu ada Panca Usaha Tani, sekarang Panca Usaha Tani plus smart farming untuk menggenjot produktivitas pertanian kita,” kata Dedi.
 
Sementara itu Kepala Pusat Pelatihan Pertanian BPPSDMP Kementan Muhammad Amin selaku panitia penyelenggara mengatakan Temu Sukses Petani dan Penyuluh ini untuk memotivasi, membuka cakrawala berpikir, serta memacu prestasi Kontak Tani Nelayan dan penyuluh baik penyuluh PNS maupun swadaya, serta petani perikanan dan kehutanan.
 
Narasumber pada kegiatan ini merupakan para penyuluh berprestasi di tingkat nasional yang akan berbagi pengalaman kepada seluruh peserta.

Temu Sukses Petani pada ajang Penas Petani Nelayan XVI yang digelar di Ranah Minang ini dihadiri 1.000 peserta yang terdiri dari 600 orang penyuluh dan 400 orang petani dan pengurus KTNA se-Indonesia. 

Baca juga: Kementan gelar pelatihan sejuta petani dan penyuluh
Baca juga: Petrokimia Gresik pamerkan Smart Precision Farming di Penas KTNA 2023

Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023