Jakarta (ANTARA) - Ada wajah yang tidak asing saat mampir ke pusat media (media centre) Indonesia Open 2023, dimana mantan atlet bulu tangkis Indonesia Debby Susanto turut mengalungkan kartu identitas bertuliskan “MEDIA” selayaknya para jurnalis lain yang memadati ruangan tersebut.

“Haha, ini masih belajar. Agak aneh ya, jujur, maksudnya enggak biasa karena biasanya kan saya abis main lari ke ruang presscon. Nah, sekarang baru tahu, 'Oh, ternyata media sesibuk itu ya,’ — (sehabis nonton pertandingan) dari atas (tribun), terus lari ke mixed zone, lari mengejar yang lain. Ternyata sesibuk itu, belum juga nungguin presscon,” ungkap Debby saat dijumpai wartawan di Istora Senayan Jakarta, Rabu (14/6) petang.

Lebih lanjut, mantan rekan Praveen Jordan itu mengatakan pengalaman barunya sebagai jurnalis membuatnya lebih mengapresiasi profesi kuli tinta tersebut.

“Makanya itu jadi catatan untuk atlet juga bahwa mereka harus lebih mengapresiasi untuk media, karena perjuangannya tidak gampang itu, seharian, kan (bekerjanya). Kemarin saja (hari pertama) seharian menunggu pertandingan,” ujar peraih medali emas SEA Games 2013 Myanmar dan 2015 Singapura itu.

Saat menonton pertandingan di tribun sebagai seorang jurnalis, Debby tak menampik bahwa ia terkadang merasa “gemas” saat melihat dan menganalisis penampilan para atlet di lapangan.

Baca juga: Debby akui kecewa kalah di Istora pada penghujung karirnya
Baca juga: Setelah gantung raket, Debby Susanto ingin berlibur dengan orang tua


“Rasanya gemas banget. Ya kadang kayak orang stres, harusnya itu pukulan lurus tuh, aku ngoceh-ngoceh sendiri, tapi langsung bilang ke diri sendiri, ‘Inget Deb, sudah pensiun’,” katanya sembari tertawa.

Debby tak menyangkal bahwa ia merasa canggung saat masuk ke ruangan berisikan puluhan jurnalis di Indonesia Open 2023, mengingat ia baru saja terjun ke dunia media. Dengan perannya di media Jebreeetmedia dan PB INA, ia diberikan kesempatan untuk belajar menjadi seorang podcaster, pembawa acara, pandit untuk narasumber, serta belajar banyak hal baru.

Sementara itu, Debby juga menyoroti bagaimana performa sektor ganda campuran Indonesia saat ini. Menurut Debby yang juga pernah menjadi bagian dari tim ganda campuran Tanah Air, regenerasi menjadi sangat penting untuk diperhatikan.

“Sebenarnya kan dari dulu yang berjalan itu regenerasi,” kata Debby.

“Cuma mereka (pemain junior) bisa kok karena mereka bukan pemain muda juga, mereka banyak pengalaman jadi lebih dikasih tanggung jawab,” ujarnya menambahkan.

Baca juga: Ketua Panpel Indonesia Open apresiasi kontribusi para sponsor
Baca juga: Marin rayakan ulang tahun dengan maju ke perempat final Indonesia Open

 

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2023