Pendidikan vokasional bagi penyandang disabilitas adalah kesempatan untuk mendorong mereka berwirausaha, maka harus didukung
Jakarta (ANTARA) - Komisi Nasional Disabilitas (KND) mendukung adanya pendidikan vokasi bagi para penyandang disabilitas karena menopang penyandang disabilitas untuk berwirausaha.
 
"Pendidikan vokasional bagi penyandang disabilitas adalah kesempatan untuk mendorong mereka berwirausaha, maka harus didukung," kata Komisioner KND Fatimah Asri Mutmainnah dalam acara diskusi terkait hak pekerjaan, kewirausahaan, dan koperasi, bagi penyandang disabilitas yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis.
 
Fatimah mengatakan banyak penyandang disabilitas yang kurang mendapat tempat di dunia kerja karena tidak memiliki syarat yang mencukupi, salah satunya karena terbatasnya akses mereka terhadap pendidikan formal.
 
Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada tahun 2020, sambungnya, hanya 5,12 persen penyandang disabilitas yang mampu menamatkan pendidikan hingga taraf perguruan tinggi.
 
"Sedangkan sisanya, 14,25 persen tamat SMA, 10,26 persen tamat SMP, serta 29,61 persen hanya tamat SD," imbuhnya.
 
Data tersebut ditunjang oleh data yang sama yang menyebutkan bahwa terdapat 72 persen penyandang disabilitas bekerja di sektor informal.

Baca juga: Menkop Teten targetkan ada 50 wirausaha disabilitas pada 2023
 
Oleh karena itu pada kesempatan yang sama Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KemenkopUKM)  menyatakan akan mendukung upaya wirausaha bagi penyandang disabilitas.
 
Asisten Deputi Konsultasi Bisnis dan Pendampingan KemenKopUKM RI Destri Anna Sari mengatakan pihaknya memberikan dukungan dengan adanya program Entrepreneur Development 2023 yang terbuka bagi siapapun, termasuk penyandang disabilitas.
 
"Penyandang disabilitas sebagai pelaku yang dilibatkan dalam usaha, memiliki potensi pasar yang besar bagi para pelaku UKM," tuturnya.
 
Sari menyebutkan saat ini terdapat lima koperasi percontohan yang merupakan koperasi yang dibentuk oleh penyandang disabilitas.
 
Dia juga menyebutkan kedepannya akan ada kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dalam merevitalisasi fungsi Sekolah Luar Biasa (SLB), yang diharapkan menjadi inkubator kecil dalam membangun kewirausahaan siswa-siswi SLB.
 
"Koperasi disabilitas harus dapat menjadi sarana pendukung bagi penyandang disabilitas untuk berpartisipasi dalam perekonomian," ujar Destri Anna Sari.

Baca juga: Kemenkop sahkan pendirian koperasi disabilitas pertama di Indonesia
Baca juga: Kemenkop sahkan pendirian koperasi disabilitas pertama di Indonesia

Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023