Surabaya (ANTARA) - Kedekatan Indonesia dan Palestina memang tak perlu diragukan lagi, semuanya saling mendukung, semuanya saling membawa pesan cinta.

Kala itu, pada 6 September 1944, merupakan momen penting bagi kedua negara, ketika Palestina mengakui Kemerdekaan Indonesia secara de facto. Itu sekitar satu tahun sebelum Indonesia menyatakan kemerdekaan.

Syekh Muhammad Amin Al-Husaini, seorang Mufti Besar Palestina, yang menyebarluaskan pengakuan tersebut ke seluruh belahan dunia selama dua hari.

Lobi-lobi ke negara-negara kawasan Timur Tengah yang berdaulat di Liga Arab, dilakukan oleh Palestina untuk menggalang dukungan terhadap kemerdekaan Indonesia.

Padahal, dukungan untuk menyatakan Indonesia merdeka dihimpun saat Palestina dilanda situasi yang sulit. Imperialis dan Zionis, kala itu, sedang ingin menguasai Kota Al Quds, Palestina.

Akhirnya, dukungan itu tidak sia-sia, tepat pada tanggal 17 Agustus 1945 atau 17 Agustus 2605 menurut tahun Jepang, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Soekarno membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.


Sepak bola menyatukan

Suasana gemuruh dari para suporter selalu dinanti oleh para pemain sepak bola manapaun, termasuk pertandingan antara Timnas Indonesia melawan Timnas Palestina yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya, 14 Juni 2023.

Kecintaan masyarakat Indonesia terhadap sepak bola memang sudah tidak diragukan lagi, terlebih lawannya adalah saudara dari jauh, namun dekat di hati, yakni Palestina.

Bahkan, tiket pertandingan FIFA Matchday antara Indonesia melawan Palestina yang berjumlah 40 ribu di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya terjual habis.

Tak sedikit dari suporter Garuda Nusantara membawa atribut yang berkaitan dengan Negara Palestina. Pecinta bola di Tanah Air ada yang membawa syal, kaos, bahkan bendera negara.

Ada juga satu keluarga dari Surabaya memesan khusus kaos sepak bola hasil gabungan dari Indonesia dengan Palestina.

Separuh kaos kebanggaan Indonesia berwarna merah, separuhnya lagi Palestina.

Tertulis di tengah kaos itu, "INDONESIA VS PALESTINA FIFA MATCHDAY 14 JUNI 2023".

Tentu dirinya sekeluarga bangga menggunakan kaos  "pesanan" itu, karena selama berkeliling di luar stadion tidak ditemui baju yang sama.

Ada juga suporter dari Pasuruan yang rela menempuh perjalanan selama 1,5 jam untuk menyaksikan laga bersejarah yang tercatat dalam kalender FIFA tersebut.

Mengenakan gamis dan membawa syal bertulis "Save Palestine Save Al-Quds", Habib bangga berjalan memasuki stadion yang namanya diambil dari Pahlawan asal Surabaya itu, Bung Tomo.

Tentu, pemilik nama lengkap Muhammad Nurul Habib Al Rabbani itu tetap mendukung Indonesia, bahkan sempat memprediksi Indonesia akan menang melawan Palestina dengan skor 3-1, sesaat sebelum pertandingan dimulai.

Para suporter yang hadir langsung di Stadion GBT memang mendukung Indonesia, tapi tetap tidak melupakan tim yang berjuluk "Singa dari Kanaan" tersebut.

Kalau kata para suporter, kesempatan ini "aji mumpung" bisa berhadapan langsung dengan para "tentara" Palestina tersebut.

Eits, mereka tentunya tidak membawa senjata, tapi membawa bola dan pesan damai. Mereka dan kita bersaudara.

Saat jeda pertandingan babak pertama, bahkan terlihat seseorang dari ofisial Timnas Palestina yang berlari membawa bendera negaranya di pinggir lapangan.

Selain itu, juga terbentang spanduk untuk mendukung kemerdekaan Palestina dan yang bergambar jabat tangan dengan bendera kedua negara di samping kanan kiri.

Ada juga koreo dari para penonton yang jika terlihat dari kejauhan terdapat tulisan "LOVE".

Poster-poster kecil tulisan tanganpun juga tidak ketinggalan turut mewarnai laga yang penuh dengan rasa persahabatan, seperti "We are brother forever", "Assalamualaikum Palestine, wipe your tears, Your not alone, God among us" dan tak lupa tulisan dukungan ke Indonesia, bahkan kepada Shin Tae-yong (pelatih Timnas Indonesia).

Selain itu, ada juga salah seorang suporter yang rela mengecat seluruh badannya dengan warna bendera Palestina.

Hingga pemain Timnas Palestina yang berada di bangku cadangan bernomor punggung 16 Baraa Kharoub menghampiri tribun penonton yang berada di timur stadion untuk ikut "ngechant bareng" bersama Ultras Garuda.

Teriakan-teriakan dukungan dari para suporter tidak hanya untuk Timnas Indonesia, melainkan juga ditujukan ke para penggawa Palestina.

Meskipun pertandingan berakhir dengan skor "kacamata" 0-0, semua tampak bahagia, bahkan para suporter mengelu-elukan nama Palestina dan Indonesia.

Setelah pertandingan, kedua tim melebur bersama dalam satu lingkaran di tengah lapangan, bahkan salah seorang pemain Timnas Palestina mengenakan kaos Indonesia bernomor punggung 23, yaitu Mohammed Rashid.

Setelah melingkar, pemain dan ofisial kedua tim bersama suporter yang hadir menyanyikan lagu "Tanah Airku".

Pertandingan antara kedua negara berjalan lancar, tiket juga terjual habis dan organisasi sepak bola Indonesia bersama pemerintah daerah memberikan 10 persen dari hasil penjualan tiket untuk perjuangan rakyat Palestina meraih kemerdekaan. Langkah itu sebagai bentuk persahabatan dari kedua negara.

Indonesia berpedoman pada UUD 1945 bahwa kemerdekaan itu adalah hak segala bangsa.

Bahkan, ada salah seorang suporter Indonesia yang bernama Hilmi, asal Jember, "nyeletuk" kalaupun harga tiket antara Timnas Indonesia dan Palestina dinaikkan menjadi Rp150 ribu, ia tidak akan mempermasalahkannya asal sumbangan tersebut diperuntukkan bagi perjuangan rakyat Palestina.

Sungguh pemandangan yang luar biasa, bahagia, dan terharu bisa tergambarkan dalam stadion tersebut, semuanya tampak senang bertemu dengan saudara. "Sepak bola untuk persaudaraan".

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023