Jakarta (ANTARA News) - Pengamat ekonomi Iman Sugema berpendapat Indonesia memerlukan skenario keluar dari utang, sehingga tidak masuk dalam jerat dan ketergantungan kepada utang. "Sekarang kita tidak punya skenario keluar dari utang. Sekarang skenarionya gali lubang tutup lubang, tiap tahun kita melakukan utang untuk membayar utang sebelumnya yang jatuh tempo," kata Iman Sugema di Jakarta, Kamis. Menurut dia, kebijakan utang harus didasarkan kepada skenario untuk keluar dari masalah utang tersebut, bukan didasarkan kepada kebutuhan untuk menutup defisit yang tidak akan pernah ada habisnya. "Harus didasarkan kepada exit policy itu, kalau tergantung kepada kebutuhan defisit tahun ini berapa, tahun depan berapa, akan berbahaya dalam jangka panjang, antara lain membengkaknya beban utang," katanya. Mengenai keberadaan Consultative Group on Indonesia (CGI), Iman mengatakan organisasi itu merupakan organisasi informal, kalau memang Indonesia tidak membutuhkan, maka bisa saja lembaga itu dibubarkan. "Kan kita masih tetap bisa pinjam dari Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia (ADB), Jerman, Jepang, dan lainnya. Kita bukan pinjam ke CGI," katanya. Menurut dia, ketika Indonesia dilanda krisis berat pada tahun 1998, CGI justru berposisi sebagai alat penekan bersama-sama sehingga lembaga yang sangat koperatif seperti Japan Bank Internasional Corporation (JBIC) kalah suara dengan lembaga yang justru mengucurkan kredit kecil tetapi meminta banyak persyaratan. "Jadi percuma kita mempunyai forum seperti itu, lebih baik individual saja dengan masing-masing kreditor. Ini akan lebih strategis," katanya. Ia juga mengingatkan agar pemerintah dalam menarik utang belajar dari pengalaman masa lalu, di mana tingkat kebocoran cukup tinggi karena adanya korupsi sehingga tidak efektif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. "Harus dibenahi terlebih dahulu efektivitas penggunaan dana baik dari pajak apalagi dari utang, sehingga benar-benar tepat sasaran. Kalau tidak, berapa pun dana yang akan dikucurkan tidak akan efektif mendorong pertumbuhan ekonomi," kata Iman. Sebelumnya pemerintah merencanakan akan memanfaatkan paket pinjaman dari CGI sebesar 3,9 miliar dolar AS yang akan diserap melalui APBN 2006. Selain itu juga akan ada hibah sebesar 1,5 miliar dolar AS yang akan didonasikan langsung kepada masyarkat. (*)

Copyright © ANTARA 2006