Tidak ada jalan lain untuk menghindari ketergantungan kepada pemerintah"
Bandung (ANTARA News) - Anggota DPR RI Utut Adianto mengatakan dunia olahraga harus didorong menjadi industri untuk menghindari ketergantungan kepada pemerintah.

"Ini memang berat karena hanya ada beberapa cabang olahraga yang laku dijual, tapi tidak ada jalan lain untuk menghindari ketergantungan kepada pemerintah," kata anggota Komisi X itu saat menghadiri Rapat Anggota KONI 2013, di Bandung, Rabu.

Untuk mencapai tujuan agar olahraga bisa menjadi industri, kata Utut, pemerintah idealnya bisa memberikan dukungan berupa regulasi, yaitu memanfaatkan dana dari program tanggung jawab sosial perusahaan atau "Corporate Social Responsibility" (CSR) dari perusahaan BUMN dan swasta.

"Namun, masalah utama CSR di BUMN adalah belum dicantumkannya nomenklatur (penamaan-red) olahraga karena umumnya CSR adalah untuk bidang pendidikan," kata mantan pecatur nasional itu.

"Para direktur utama perusahaan BUMN sering ketakutan karena dana CSR itulah yang sering jadi sasaran utama pemeriksaan keuangan," ucapnya.

Menanggapi usulan peserta rapat agar pemerintah memberlakukan sistem prosentase dana APBN untuk membantu pembinaan olahraga di Tanah Air agar cabang yang tidak populer pun mendapat bantuan yang memadai, Utut menegaskan jalan ke arah tersebut  memerlukan perjuangan panjang, namun bukan hal yang tidak mungkin dilakukan.

"Kalau satu persen saja APBN untuk olahraga, jumlahnya bisa mencapai Rp16 triliun. Tapi sekarang ini baru ada dua sistem prosentase, yaitu anggaran pendidikan sebesar 20 persen dan dana alokasi umum sebesar 26 persen," kata Utut yang juga Ketua Anggaran di Komisi X DPR RI tersebut.

Sementara itu Ketua SIWO PWI Pusat Raja Parlindungan Pane mengatakan bahwa era industri olahraga sudah menjadi sebuah keharusan melihat semakin ketatnya persaingan, terutama di olahraga prestasi.

"Tapi sayangnya tidak semua cabang olahraga prestasi itu bisa dijual dan untuk itu sangat diperlukan peranan DPR dan pemerintah untuk menjadi jembatan bagi cabang olahraga dengan BUMN agar bantuan CSR bisa dialirkan ke cabang yang tidak populer," ujar Raja.

Lebih jauh Raja mengatakan bahwa sebenarnya BUMN sudah mendapatkan cabang olahraga yang menjadi binaan mereka, tapi fakta bantuan yang diberikan jauh dari harapan.

(A032)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2013