Jakarta (ANTARA) - Kaisar Jepang Hironomiya Naruhito bersama Permaisuri Jepang Masako mengunjungi Museum Nasional, di Jakarta, Selasa, untuk mengeksplorasi keberagaman suku dan kebudayaan yang ada Indonesia.    

“Luar biasa sejarah panjang Indonesia yang beragam ini,” kata Kaisar Naruhito.  

Begitu tiba di Museum Nasional, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako beserta rombongan dari Jepang yang terdiri dari kurang lebih 50 orang langsung menuju ke auditorium A.  

Di dalam auditorium A ini, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako memperhatikan peta suku bangsa Indonesia yang berukuran sangat besar sembari mendengarkan penjelasan mengenai sejarah panjang Indonesia.  

Baca juga: Presiden Jokowi sebut kunjungan Kaisar Naruhito perkokoh persahabatan

Sejarah Indonesia tersebut dijelaskan secara langsung oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) Hilmar Farid. 

“Kami senang Baginda sudah tertarik untuk melihat keragaman Indonesia. Koleksi di sini (Museum Nasional) mencerminkan keragaman Indonesia,” ujar Hilmar.  

Di antaranya, Hilmar menjelaskan mengenai peradaban awal manusia di Indonesia, interaksi dan budaya masyarakat Indonesia yang berdekatan dengan unsur air serta gelombang peradaban Indonesia dari tahun ke tahun yang dipengaruhi negara-negara seperti India, China dan Jepang.  

Kaisar Naruhito sangat tertarik dengan penjelasan Hilmar mengingat Kaisar kagum dan heran dengan Indonesia yang beragam dalam hal budaya, kesenian dan lain-lain namun tetap mampu bersatu.  

Setelah auditorium A, Kaisar Naruhito beserta rombongan menuju ke sudut Museum yang terdapat alat musik gamelan sebelum akhirnya menuju ke ruang pamer Gedung B Lantai 4 yang bertema khasanah emas.  

Di ruangan yang menyimpan benda-benda emas dari masa Hindu-Buddha ini, Kaisar Naruhito dan Permaisuri Masako sangat kagum terhadap beragam koleksi emas yang penuh dengan ukiran baik dalam bentuk keris, alat musik hingga mahkota.  

“Cantik sekali. Sangat indah dan dilindungi dengan sangat baik,” kata Permaisuri Masako.  

Baca juga: Keinginan Kaisar Jepang perdalam keberagaman Indonesia terwujud

Setelah ke ruang koleksi emas, rombongan menuju Lantai 3 yakni tempat dipamerkannya Prasasti Tugu, Prasasti Harinjing dan Prasasti Palepangan tentang irigasi air di Jakarta.  

Prasasti Tugu yang ditemukan di Koja, Jakarta Utara, pada abad ke-5 Masehi karena menceritakan tentang penggalian terusan sungai Candrabhaga untuk mengalirkan air ke laut dalam rangka mengatasi banjir di daerah tersebut.  

Sementara Prasasti Harinjing ditemukan di Pare, Kediri, Jawa Timur pada abad ke-9 Masehi yang bercerita tentang para pendeta di Wulangi yang memperoleh hak sima atau hadiah karena telah membuat dan memelihara saluran air bernama Harinjing.

Prasasti Palepangan yang ditemukan di Magelang, Jawa Tengah pada abad ke-10 Masehi juga bercerita mengenai pengelolaan air yakni usaha yang dilakukan untuk mengelola sumber daya alam (A) terutama air dan sangat bermanfaat untuk sarana irigasi sawah sekaligus mengatasi banjir.

Diketahui, ternyata Kaisar Naruhito sangat tertarik dengan sistem irigasi karena selaras dengan jurusan saat Kaisar berkuliah dahulu.

Bahkan melihat Prasasti Tugu merupakan salah satu tujuan utamanya dalam berkunjung ke Museum Nasional karena dahulu Kaisar sempat menghadiri workshop mengenai sistem irigasi dan dalam seminar itu sempat disebutkan mengenai peradaban irigasi melalui Prasasti Tugu.

Oleh sebab itu, kunjungan Kaisar Naruhito ke Indonesia untuk bertemu Presiden Joko Widodo sekaligus menjadi momentum yang sangat berharga baginya karena bisa sekaligus melihat Prasasti Tugu secara langsung.

“Koleksi-koleksi yang dikunjungi oleh Kaisar terutama Prasasti Tugu itu ditentukan langsung oleh pihak Jepang. Kaisar sangat tertarik dengan sistem irigasi karena dulu Kaisar kuliah tentang itu,” kata Kepala Museum Nasional Ni Luh Putu Candra Dewi.

Baca juga: Ibu Negara ajak Permaisuri Jepang simak koleksi batik Jawa Hokokai

Baca juga: Istana: Kaisar Naruhito kenang Kebun Raya Bogor dari cerita orang tua

Baca juga: Kaisar Jepang pilih Indonesia sebagai kunjungan perdana luar negeri



 

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023