dari ribuan ekor hewan kurban yang sudah diperiksa itu, ada lima ekor hewan kurban yang mengalami gejala kurang nafsu makan akibat tertekan selama dibawa dalam perjalanan
Jakarta (ANTARA) - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Utara mengawasi penyakit pada hewan kurban di tempat penampungan hewan ternak di wilayahnya secara berkesinambungan untuk memastikan hewan kurban aman dikonsumsi.

Kegiatan pengawasan mencakup pendataan hingga pemeriksaan kesehatan hewan kurban di tempat penampungan bertujuan untuk mencegah penyakit hewan ternak dari daerah asal masuk ke Jakarta melalui lalu lintas hewan kurban.

"Sampai saat ini kami tidak  menemukan hewan yang sakit Antraks, penyakit mulut dan kuku (PMK) maupun bentol pada kulit sapi/kerbau (Lumpy Skin Disease/LSD). Nantinya, petugas kami akan terus memonitor perkembangan di lapangan sampai H-1 Idul Adha," kata Kepala Suku Dinas KPKP Jakarta Utara Unang Rustanto kepada wartawan di tempat penampungan hewan kurban, Jalan Plumpang Semper, Koja, Jakarta Utara, Kamis.

Unang memastikan hewan kurban di tempat penjualan khususnya di wilayah Jakarta Utara telah memenuhi syarat kesehatan sebagai hewan kurban seperti bebas dari Antraks, LSD, dan PMK.

Adapun kegiatan yang dilakukan mencakuppemeriksaan dokumen pemasukan ternak dari daerah asal seperti surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), pemeriksaan berupa fasilitas tempat penjualan (kandang, tempat makan, tempat minum, serta atap sebagai peneduh dan pagar pembatas).

Selanjutnya, pemeriksaan fisik kesehatan kelayakan hewan gigi, tidak cacat, usia hewan. Apabila dijumpai hewan sakit maka akan dilakukan tindakan/penanganan langsung secara gratis.

Hasil pemeriksaan yang dimulai dari 5 Juni 2023 sampai Rabu pagi ini tercatat sudah ada tempat penjualan hewan yang tersebar di Jakarta Utara sebanyak 77 lokasi.

Jumlah hewan yang telah diperiksa kesehatannya sebanyak 4.633 ekor yang terdiri dari 2.838 ekor sapi, 1.610 ekor kambing, 185 ekor domba yang semuanya telah dilengkapi dengan dokumen pemasukan ternak dari daerah.

Unang mengatakan dari ribuan ekor hewan kurban yang sudah diperiksa itu, ada lima ekor hewan kurban yang mengalami gejala kurang nafsu makan akibat tertekan selama dibawa dalam perjalanan. Terhadap hewan ini akan diobati dengan pemberian avitaminosis.

Selanjutnya, terdapat delapan ekor hewan belum cukup umur, direkomendasikan untuk tidak dikurbankan, dua ekor hewan terkena infeksi kulit (scabies) namun telah diobati, satu ekor hewan mengalami diare juga telah diobati.
Baca juga: Pemkot Jaksel tangani belasan hewan kurban sakit mata
Baca juga: Jakarta Barat minta hewan kurban penuhi kriteria ASUH
Baca juga: Jakarta Utara sosialisasi prinsip ASUH untuk pemotongan hewan kurban


Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2023