Madiun (ANTARA) - Tiket kereta api untuk masa hari libur atau cuti bersama pada Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah/2023 Masehi dengan keberangkatan dari wilayah Daerah Operasi 7 Madiun di Jawa Timur, sudah terjual sebanyak 15.165 kursi dan masih terus bertambah.

Manager Humas Daop 7 Madiun Supriyanto mengatakan, sebanyak 15.165 tiket yang telah terjual tersebut adalah untuk keberangkatan kereta api dari wilayah Daop 7 Madiun pada tanggal 27 Juni hingga 2 Juli 2023.

"Jumlah penjualan tersebut masih akan bertambah sampai hari keberangkatan keretanya mengingat pemesanan tiket kereta api dapat dilaksanakan secara daring hingga H-45 sebelum keberangkatan," ujar Supriyanto di Madiun, Kamis.

Sesuai data, terdapat sejumlah KA yang pemesanan tiketnya sudah mencapai 100 persen untuk keberangkatan tanggal 27 Juni hingga 2 Juli 2023, yakni KA Kahuripan relasi Blitar–Kiaracondong PP dan KA Sri Tanjung relasi Ketapang–Lempuyangan PP.

Sedangkan untuk tanggal 27–28 Juni 2023 yang pemesanannya juga telah penuh adalah KA Argo Semeru relasi Surabaya-Gambir, KA Wijayakusuma relasi Cilacap–Ketapang PP, dan KA Malabar relasi Malang–Bandung.

"Beberapa kereta api lainnya, tiketnya juga sudah mendekati 90 persen yang sudah terpesan," kata dia.

Menghadapi libur hari raya Idul Adha tahun ini, PT KAI Daop 7 Madiun tidak menambah perjalanan KA. Meski demikian, bagi masyarakat yang belum mendapatkan tiket kereta api, tidak perlu khawatir, karena tiket masih tersedia dan dapat dipesan melalui KAI Access atau kanal eksternal yang bekerja sama dengan PT KAI.

Supriyanto menambahkan, meski saat ini tidak diwajibkan menggunakan masker selama perjalanan di dalam kereta, PT KAI tetap mengimbau pelanggan yang akan bepergian tetap dalam kondisi sehat.

"KAI senantiasa memberikan pelayanan yang terbaik bagi para pelanggan dengan menyediakan perjalanan kereta api yang aman, nyaman, dan sehat," katanya.

Baca juga: Kadin nilai cuti bersama Idul Adha beri dampak baik industri wisata

Baca juga: Kementerian BUMN berharap cuti Idul Adha 1444 H gerakkan ekonomi


 

Pewarta: Louis Rika Stevani
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023