Gorontalo (ANTARA) - Gubernur Gorontalo Ismail Pakaya meminta program kuliah kerja nyata (KKN) yang dilaksanakan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mampu menekan angka stunting di daerah itu.

"Ada lima desa di dua kecamatan di Provinsi Gorontalo, yaitu Kecamatan Batudaa Pantai dan Randangan yang menjadi lokasi fokus (lokus) KKN, tersebar di Desa Olimoo, Lamu, Tantoyuo, Sari Murni, dan Banuroja. Saya berharap angka stunting di lima desa ini mampu ditekan," kata Gubernur Ismail saat melepas KKN UGM-UNG di gedung Pascasarjana UNG di Gorontalo, Senin.

Ia berharap kontribusi mahasiswa bisa membantu pemerintah untuk menekan stunting dan kemiskinan ekstrem.

Baca juga: Menko PMK minta Pemprov Gorontalo percepat penurunan stunting

"Dua proyek percontohan desa penanganan stunting, tapi tidak masuk di program KKN kali ini, kita tambah dengan lima desa ini. Kami akan dukung dengan berbagai program dari provinsi," kata Gubernur.

Ia meminta lima desa tersebut, harus keluar dari kasus stunting. Pendataan dari mahasiswa, kepala desa, camat hingga intervensi dari dinas terkait akan diarahkan untuk mencapai target itu.

Ia mengatakan ingin memanfaatkan mahasiswa KKN UGM-UNG untuk pendataan dan pendampingan berkolaborasi dengan pemerintah desa.

Selama ini Pemprov Gorontalo kesulitan mengintervensi stunting, karena data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tidak menyertakan nama dan alamat balita penderita gizi kurang.

Baca juga: BKKBN Gorontalo diminat fokus pada penurunan angka sunting

Baca juga: Pos Gizi di Gorontalo upayakan penurunan stunting


"Saya tolong dibantu menekan stunting, karena data 23 persen stunting tidak by name by address. Di lima desa nanti saya mohon sekalian dimasukkan untuk pendataan itu, nanti program kami dukung dari provinsi," katanya.

KKN kolaborasi UGM dan UNG menugaskan 137 mahasiswa, masing masing 52 dan 75 mahasiswa. KKN tematik ini mengambil tema "Pengembangan Teluk Tomini" dengan jumlah dosen pendamping lapangan sebanyak 17 orang.

Pewarta: Susanti Sako
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023