Haji dan kurban menghendaki pelakunya meraih maqam (tingkatan) ketakwaan yakni mengokohkan nilai takwa yang tercermin dalam jiwa, dan terwujud dalam amal sosialnya, bukan hanya sekadar ritual dan lahiriah belaka
Jakarta (ANTARA) -
Sekretaris Majelis Tarjih selaku Khatib Shalat Idul Adha 1444 Hijriah  di Gedung Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, KH Endang Mintarja mengatakan kurban adalah amal sosial dan bukan sekadar ibadah ritual belaka.
 
"Haji dan kurban menghendaki pelakunya meraih maqam (tingkatan) ketakwaan yakni mengokohkan nilai takwa yang tercermin dalam jiwa, dan terwujud dalam amal sosialnya, bukan hanya sekadar ritual dan lahiriah belaka," kata Endang saat menyampaikan ceramah di Jakarta, Rabu.
 
Ia mengatakan ibadah kurban sangat penting untuk menegakkan nilai-nilai kemanusiaan yang di akhirat kelak akan diperhitungkan oleh Tuhan yang Maha Esa sebagai kebaikan atau pahala.
 
"Berkurban itu bukan hanya mengucurkan darah dalam pembunuhan hewan, tetapi yang akan memancing perhatian Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah ketakwaan yang didorong terwujudnya perbuatan terpuji, kita patut bersyukur karena dengan nikmat-Nya, mampu memilah kemuliaan dari kegilaan," ujar dia.
 
Ia juga menegaskan bahwa kurban pada hakikatnya adalah upaya meluruskan pesan Nabi Ibrahim, yakni mendekatkan diri kepada Allah dengan cara menanamkan semangat berbagi nikmat kepada sesama.

Baca juga: PKS sebut ibadah kurban bentuk kepedulian terhadap sesama
 
"Nabi Ibrahim selalu mengutamakan perintah Allah, beliau tidak pernah mengeluh atas rezeki yang sudah ditetapkan oleh Allah dan selalu berupaya berbagi makanan bersama orang lain di saat pagi maupun petang," tuturnya.
 
Untuk meraih ketakwaan, menurutnya, umat Muslim harus memiliki kesungguhan serta aktivitas atau amalan sehari-harinya harus dilakukan secara berkesinambungan, sehingga menjadi identitas dan karakter cerminan Islam yang sesungguhnya.
 
"Dari Nabi Ibrahim, kita dapat mengambil pelajaran, bahwa Islam yang benar harus mampu menumbuhkan kesadaran dan solidaritas sosial, karena iman yang hanya pengakuan dan berupa simbol ritual belum membuktikan keislaman seseorang, belum menunjukkan kepasrahan yang total dan paripurna pada Allah Subhanahu Wa Ta'ala," kata dia.

KH Endang Mintarja berpesan kesungguhan beragama mestinya melahirkan sikap dermawan dan murah hati, serta menumbuhkan sikap logis dan rasional dalam beragama sebagai watak warisan intelektual Islam.

Baca juga: Menkeu: Nilai ibadah kurban harus diterapkan dalam menjaga uang negara

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023