Wall Street ditutup beragam pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan Nasdaq naik tipis....
New York (ANTARA) - Wall Street ditutup beragam di akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), dengan Nasdaq naik tipis didukung saham megacaps, sementara S&P 500 dan Dow lebih rendah, setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengisyaratkan lebih banyak kenaikan suku bunga dan dia tidak melihat inflasi jatuh ke target bank sentral "tahun ini atau tahun depan."

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 74,08 poin atau 0,22 persen, menjadi menetap di 33.852,66 poin. Indeks S&P 500 kehilangan 1,55 poin atau 0,04 persen, menjadi berakhir di 4.376,86 poin. Indeks Komposit Nasdaq bertambah 36,08 poin atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 13.591,75 poin.

Empat dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di zona hijau, dengan sektor energi naik 1,0 persen sementara jasa-jasa komunikasi bertambah 0,8 persen. Penurunan terbesar dialami sektor utilitas defensif, yang berakhir merosot 1,5 persen.

Pada forum Bank Sentral Eropa pada Rabu (28/6), Powell juga mengatakan Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga lebih lanjut dan tidak mengesampingkan dorongan pada pertemuan kebijakan berikutnya yang dijadwalkan akhir Juli.

Tetapi, sementara S&P menghabiskan sebagian besar sesi di zona merah, investor tampaknya menerima komentar Powell dengan tenang karena tanda-tanda kekuatan ekonomi, menurut Quincy Krosby, Kepala Strategi Global LPL Financial.

"Fondasi yang lebih kuat untuk ekonomi menunjukkan bahwa resesi masih belum diperkirakan dalam waktu dekat, dan mengingat ketahanan di pasar tenaga kerja, ekonomi mungkin dapat mencerna kenaikan suku bunga 25 basis poin, pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal berikutnya," kata Krosby.

Dengan inflasi yang masih tinggi, CEO Phil Blancato, Ladenburg Asset Management, mengatakan Powell "tidak salah" untuk menjaga kebijakan tetap ketat. Dia juga mencatat tren musiman dengan liburan Hari Kemerdekaan AS 4 Juli yang akan datang "setelah enam bulan pertama yang luar biasa tahun ini untuk saham-saham pertumbuhan."

"Pasar lebih dari senang untuk beristirahat di sini," katanya. Pedagang sekarang melihat peluang 79,4 persen untuk kenaikan suku bunga Fed sebesar 25 basis poin ke kisaran 5,25-5,50 persen pada Juli dan memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga hingga akhir tahun 2023, menurut alat Fedwatch CMEGroup.

Apple Inc mencapai titik tertinggi sepanjang masa selama sesi tersebut dan mencatatkan rekor tertinggi penutupan untuk sesi kedua berturut-turut. Tesla, Microsoft dan Alphabet juga merupakan beberapa pendongkrak terbesar S&P.

Tetapi pembuat cip Nvidia, favorit di antara investor yang ingin bertaruh pada kecerdasan buatan, ditutup turun 1,8 persen dan menjadi hambatan utama indeks acuan setelah Wall Street Journal melaporkan Amerika Serikat dapat memberlakukan pembatasan baru pada ekspor cip AI ke China.

Krosby dari LPL juga menyambut baik kenaikan indeks saham berkapitalisasi kecil Russell 2000, yang menambahkan 0,5 persen untuk kenaikan hari ketiga berturut-turut, di pasar yang sangat bergantung pada megacaps untuk keuntungan tahun ini.

"Dengan kenaikan Russell, kekhawatiran atas pasar yang berat dan sempit agak diredakan karena perusahaan kecil dan menengah menikmati minat investor," katanya.

Investor menunggu pembacaan indeks Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE), pengukur inflasi yang disukai Fed, data klaim pengangguran awal dan pembacaan akhir PDB kuartal pertama akhir pekan ini untuk menilai keadaan ekonomi AS.

Pada bursa AS sebanyak 9,89 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan rata-rata 11,57 miliar untuk 20 sesi terakhir.
Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi didukung data ekonomi yang optimis
Baca juga: Saham Inggris dibuka lebih tinggi ikuti kenaikan Wall Street

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2023