Situbondo (ANTARA) - Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Situbondo, Jawa Timur, yang dulunya tampak kumuh, terkesan tertutup atau tidak transparan, dalam delapan bulan terakhir, hunian sementara para narapidana itu mulai berubah lebih baik.

Untuk mengubah itu semua membutuhkan komitmen penuh sejumlah pihak, baik pimpinan maupun bawahan, serta konsistensi dalam bekerja. Selain itu, juga diperlukan ide-ide kreatif, inovatif, dan kolaboratif.

Kini, Rutan Situbondo dipimpin oleh Rudi Kristiawan yang ditunjuk Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) untuk menakhodai rumah tahanan yang saat ini menampung 363 narapidana maupun tahanan itu.

Pria kelahiran Blora, Jawa Tengah, itu mulai berkomitmen bekerja memberikan yang terbaik, dengan berkreasi dan berinovasi, serta berkolaborasi dengan semua pemangku kepentingan setempat.

Bermula dari mengubah "wajah" bangunan rumah tahanan negara itu lebih nyaman dilihat. Penampakan wajah baru Rutan Kelas IIB Situbondo, adalah kebersihan.

Kedisiplinan menjaga kebersihan juga diterapkan hingga blok-blok kamar hunian warga binaan. Tak terkecuali di bagian dapur, yang menjadi tempat memasak untuk kebutuhan makan ratusan warga binaan juga dijaga higienitasnya.

Selanjutnya, kreativitas memperbaiki pola atau tata cara memberikan pelayanan kepada warga binaan, pelayanan kepada pengunjung rutan, dan pelayanan kesehatan atau klinik.

Upaya menghargai warga binaan pemasyarakatan sebagai sesama manusia itu memang membutuhkan komitmen yang tinggi, karena yang dihadapi dan diberi pembinaan adalah orang-orang bermasalah secara hukum.

Sejumlah inovasi di rutan itu mulai tampak, seperti menambah jam kunjungan keluarga warga binaan, pelayanan video call bagi warga binaan, dan layanan lainnya. Sebagai manusia yang sedang berupaya untuk berubah, warga binaan juga memerlukan dukungan dari keluarganya.

Kolaborasi rutan dengan pemerintah daerah setempat juga dilakukan, di antaranya bekerja sama dengan Dinas Ketenagakerjaan untuk pembinaan kemandirian dan keterampilan bagi warga binaan.

Pembinaan kemandirian itu, mulai dari keterampilan kerajinan tangan, seperti rotan sintetis dan lainnya, serta keterampilan memasak (kue dan makanan olahan). Keterampilan itu merupakan bentuk pembinaan bakat untuk dipersiapkan warga binaan saat mereka kembali berperan aktif di masyarakat.

Pembinaan keterampilan juga bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan warga binaan mencari penghidupan yang halal, mempunyai jiwa dagang dan bisnis.

Di sarana asimilasi edukasi, yang merupakan kawasan pembinaan bagi warga binaan, Rutan Situbondo berkolaborasi dengan Universitas Abdurrahman Saleh (Unars) Situbondo, memberikan pelatihan budi daya ikan kelik atau lele.

Mengenai kedisiplinan, hal yang tampak adalah, setiap hari warga binaan menggunakan kostum kaos warna merah dan biru yang bertuliskan "tahanan".


Gandeng PWI

Rutan Situbondo Kelas IIB Situbondo juga menggandeng wartawan yang tergabung dalam wadah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI). Ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman bersama (MoU) dalam rangka mewujudkan zona integritas menuju wilayah bebas korupsi (WBK).

MoU itu juga sebagai bentuk tanggung jawab serta transparansi dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, khususnya bagi warga binaan pemasyarakatan.

Lewat MoU itu, rutan mengajak wartawan turut mengawasi kinerja sipir dan mengawasi pelayanan yang menyimpang, sehingga dengan cepat dilakukan evaluasi.

Selain itu, kerja sama itu juga dalam rangka publikasi kegiatan di rumah tahanan, sehingga berbagai aktivitas yang tersampaikan kepada publik lebih transparan, serta masyarakat tahu bagaimana aktivitas warga binaan yang sedang menjalani masa hukuman.

Lewat pengawasan dari pers dan pemberitaan atas berbagai program di dalam rutan, diharapkan lebih meningkatkan semangat kerja petugas serta terus menghasilkan beragam inovasi terkait pelayanan terbaik kepada warga binaan.

Ketua PWI Kabupaten Situbondo Edy Supriyono mengapresiasi seluruh insan Rutan Situbondo yang telah menggandeng insan pers dalam rangka turut serta mengawasi kinerja petugas rumah tahanan ke depan lebih baik.

PWI menilai kerja sama itu merupakan terobosan yang bagus. PWI menilai bahwa memang diperlukan pengawasan yang melibatkan pihak luar agar kinerja petugas rutan terus menjadi lebih baik. Kinerja itu, antara lain terkait pelayanan, baik kepada pengunjung (keluarga warga binaan) maupun kepada warga binaan langsung.

Terobosan Rutan Situbondo itu telah mampu mengubah wajah rumah tahanan menjadi lebih terbuka atau transparan. Meskipun demikian, keterbukaan itu tetap mengedepankan kewaspadaan terhadap berbagai kemungkinan terkait pelanggaran hukum.


Nyate bareng

Hari Raya Idul Adha 1444 Hijriah menjadi momentum yang tak bisa dilupakan oleh warga binaan Rutan Situbondo. Karena seluruh petugas rumah tahanan negara itu mengajak 363 narapidana makan sate kambing bareng, usai Shalat Idul Adha.

Tradisi "Nyate Bareng" pada hari raya kurban bagi narapidana dan sipir itu merupakan tradisi baru yang diharapkan dapat mempererat silaturahim antara petugas dan warga binaannya.

Selain semakin membina kedekatan, program di Hari Raya Kurban itu juga sebagai bentuk peningkatan pelayanan kepada warga binaan, sehingga mereka merasa tentram, nyaman, terayomi dan merasa dijunjung tinggi martabatnya sebagai manusia.

Wibowo, salah satu warga binaan, mengaku sudah empat tahun menjalani tahanan dan empat kali pindah lapas. Baru kali ini dia sebagai warga binaan sangat dimanusiakan, dijunjung tinggi hak dan martabatnya.


Penghargaan

Beberapa penghargaan diraih Rutan Kelas IIB Situbondo. Untuk tingkat kabupaten, rutan itu mendapat penghargaan Africa Van Java Award 2023 yang digelar oleh salah satu media cetak lokal.

Rutan itu dinilai memiliki terobosan dengan memberdayakan warga binaannya melalui berbagai kegiatan pelatihan keterampilan, mulai kerajinan tangan, perbengkelan, dan produk makanan olahan dan lainnya.

Sementara dari Kementerian Hukum dan HAM, Rutan Kelas IIB Situbondo ditetapkan menjadi Rutan Terbaik kedua se-Indonesia pada peringatan Hari Bhakti Pemasyarakatan Ke-59 Tahun 2023.

Pada Hari Bhakti Pemasyarakatan sejak Februari 2023, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan pada Kementerian Hukum dan HAM melaksanakan lomba unit pelaksana teknis terbaik yang terdiri dari kategori lapas, rutan, LPKA, bapas, dan rupbasan di seluruh Indonesia.

Dengan berbagai inovasinya, kini Rutan Situbondo menjadi jujukan studi tiru bagi rutan lainnya. Mereka belajar mengenai berbagai inovasi dan implementasi kegiatan pembinaan kemandirian warga binaan.

Pelayanan yang baik rutan terhadap warga binaan dan keluarganya merupakan wujud kehadiran negara di bidang hukum, yang pada ujungnya memunculkan kesadaran tingi pada masyarakat untuk selalu sadar dan taat hukum.

 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2023