Saya menghargai usaha pemerintah, khususnya Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama dengan Kementerian Luar Negeri, yang telah saling berkoordinasi untuk melakukan penyelamatan TKI di Sabah, Malaysia,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Nova Riyanti Yusuf menghargai upaya pemerintah melakukan penyelamatan terhadap para tenaga kerja Indonesia (TKI) di Sabah, Malaysia, menyusul konflik yang terjadi di kawasan tersebut.

"Saya menghargai usaha pemerintah, khususnya Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama dengan Kementerian Luar Negeri, yang telah saling berkoordinasi untuk melakukan penyelamatan TKI di Sabah, Malaysia," kata Nova melalui siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Nova mengatakan prihatin dan bersimpati terhadap terjadinya konflik di daerah Sabah, Malaysia. Menurut Nova konflik tersebut berpengaruh terhadap keselamatan TKI yang bekerja di daerah Sabah dan sekitarnya.

"Jumlah TKI di sana ada sekitar 8.000 orang dan 600 orang di antaranya benar-benar berada di kawasan konflik Sabah tersebut," tuturnya.

Menurut dia, informasi terakhir yang diperoleh dari Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi adalah pemerintah telah mengevakuasi secara bertahap 600 orang TKI yang bekerja di daerah konflik Sabah, dengan bekerja sama dengan otoritas perkebunan sawit, karena mayoritas dari para TKI tersebut bekerja di perkebunan sawit.

Dikatakannya langkah pemerintah tersebut telah sejalan dengan Undang-Undang Nomor 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri dan juga draf Rancangan Undang-Undang tentang Perlindungan Pekerja Indonesia di Luar Negeri (RUU PPILN) yang sedang dibahas DPR dengan pemerintah.

Di dalam RUU PPILN, ujar dia, telah diatur bahwa dalam hal terjadi perang atau konflik di negara penempatan, maka Perwakilan Republik Indonesia, BNPPILN, pemerintah, dan pemerintah daerah kabupaten/kota bekerja sama mengurus kepulangan Pekerja Indonesia di Luar Negeri sampai ke daerah asal pekerja Indonesia di Luar Negeri.

"Saya berharap seluruh TKI yang ada di luar negeri tetap mendapatkan jaminan keselamatan dan keamanan dari pemerintah, terutama mereka yang juga bekerja di daerah rawan konflik seperti Suriah, Mesir, dan lain-lain," ujarnya.

Konflik Sabah terjadi antara pihak Malaysia dengan warga Filipina pengikut Sultan Sulu, yang mengklaim Sabah sebagai tanah kelahirannya.

Sabah yang terletak di selatan Mindanao adalah sebuah wilayah yang disengketakan Filipina dan Malaysia. Klaim Filipina atas kedaulatan pulau tersebut telah terbengkalai selama beberapa dekade, meskipun Malaysia tetap harus membayar biaya sewa kepada pewaris tahta Kesultanan Sulu setiap tahunnya.

Setiap tahun ratusan warga Filipina memasuki Sabah secara ilegal melalui Mindanao guna mencari penghidupan yang lebih layak.

Sebagian besar warga Filipina yang tidak terdaftar di Sabah itu berasal dari provinsi Basilan, Sulu, Tawi-Tawi dan berbagai provinsi lain di bagian selatan Filipina yang tergolong miskin atau dilanda peperangan.

Diyakini bahwa saat ini hampir 200 ribu warga Filipina bekerja dan tinggal di Sabah, meskipun jumlahnya bisa lebih tinggi dari itu.
(R028/C004)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2013