"Landasan ilmiah ini sangat diperlukan sebagai dasar untuk memperkenalkan konsep Nyepi sebagai salah satu upaya penyelamatan lingkungan di mata dunia," kata Asisten Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesra Sekdaprov Bali I Ketut Wija, di Denpasar, Jumat.
Menurut Wija, kualitas udara di Bali semakin bagus, namun perlu diteliti lebih mendalam kebenarannya, selain meneleti pengaruh 24 jam tanpa kendaraan saat Nyepi terhadap pengurangan polusi udara.
"Nyepi selain dapat dilihat dari sisi spiritual sebagai momentum untuk kontemplasi diri, sekaligus wujud keberpihakan pada alam semesta. Umat Hindu di Bali khususnya telah memberikan bumi bernafas bebas tanpa tercampur polusi," katanya.
Konsep Nyepi seperti itu, lanjut dia, harus diikuti dengan upaya memerangi sampah, memperbanyak tumbuhan, sampai mengembangkan energi terbarukan.
Ia menambahkan, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) dan Pemprov Bali sudah menyampaikan gagasan Nyepi sebagai konsep universal, selain mengambil langkah-langkah strategis untuk mendukung kekhusyukan umat Hindu di antaranya berkoordinasi dengan Komisi Penyiaran Indonesia untuk menghentikan siaran televisi dan radio saat Nyepi 12 Maret nanti.
"Setiap tahun kami sudah mengajukan surat kepada Kementerian Perhubungan dan tembusan kepada kementerian terkait untuk penutupan Bandara Ngurah Rai dan pelabuhan," ujarnya.
Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2013