Jakarta (ANTARA) - Sebanyak 12 peternak muda pemenang Young Progressive Farmer Academy yang diinisiasi Frisian Flag Indonesia (FFI) siap studi banding ke Belanda untuk mempelajari praktik manajemen peternakan sapi terbaik dari peternak lokal di negara tersebut.

Young Progressive Farmer Academy merupakan wujud komitmen FFI untuk mendorong minat anak-anak muda menjadi peternak sapi perah yang sejahtera dan berkelanjutan di tengah ancaman regenerasi peternak sapi perah di Indonesia.

"Kemajuan peternakan sapi perah di Indonesia sangat krusial dalam mendorong pemenuhan kebutuhan susu untuk Indonesia yang lebih sehat dengan asupan nutrisi seimbang yang dibutuhkan oleh keluarga, sejalan dengan tujuan FFI yaitu ‘Nourishing Indonesia to Progress’ dan komitmen FFI untuk membangun keluarga yang Sehat, Sejahtera, dan Selaras," kata Corporate Affairs Director PT Frisian Flag Indonesia Andrew F. Saputro melalui siaran pers, Jumat.

Baca juga: Nestle alami penurunan pasokan susu 30 persen akibat PMK

Ia melanjutkan bahwa melalui program tersebut, para peternak muda akan mendapatkan sosialisasi dan edukasi mengenai pengelolaan peternakan sapi yang berkelanjutan.

Saat ini, kondisi persusuan nasional sedang membutuhkan perhatian. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat konsumsi susu per kapita di Indonesia masih berada di angka 16,27 kilogram per kapita per tahun, di bawah rata-rata negara di Asia Tenggara lainnya.

Sementara itu, produksi susu segar di Indonesia baru berada di angka 968.980 ton pada tahun 2022, padahal kebutuhan di tahun tersebut mencapai 4,4 juta ton.

Adapun yang menjadi kendala di sektor peternakan sapi perah antara lain kecilnya kepemilikan sapi, lahan terbatas, mahalnya biaya pembesaran, kurangnya pemahaman akan good dairy farming practices, mandeknya regenerasi peternak karena rendahnya minat anak muda, dan penyakit kuku dan mulut (PMK).

Hal itulah yang membuat FFI ingin melakukan upaya-upaya mengembangkan peternakan sapi perah, salah satunya melalui program Young Progressive Farmer Academy.

Pada periode 19 Mei sampai 27 Juni, dewan juri menyeleksi berbagai perencanaan bisnis yang diajukan oleh para peternak muda dari mitra koperasi FFI di seluruh Indonesia, dan memilih 36 perencanaan bisnis yang dinilai potensial.

Selanjutnya, terpilihlah 12 peternak yang dianggap memiliki perencanaan bisnis terbaik yang akan melakukan studi banding dan pembelajaran praktik peternakan sapi terbaik di Belanda pads 18-22 September.

Dalam tiga tahun ke depan, pemenang program Young Progressive Farmer Academy diharapkan akan tumbuh menjadi peternak skala medium dengan kenaikan pendapatan hingga 50 persen. Dengan begitu, para peternak muda itu akan berkontribusi dalam upaya meningkatkan produksi susu nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

Program Young Progressive Farmer Academy pun mendapatkan apresiasi dari Kementerian Perindustrian, Kementerian Pertanian, The Agricultural Counsellor untuk Indonesia Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, hingga Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Putu Juli Ardika mengatakan, para pemenang program Young Progressive Farmer Academy ini dapat menjadi role model pengelolaan bisnis peternakan sapi perah yang modern, memotivasi peternak-peternak muda lainnya di Indonesia untuk meningkatkan kapasitasnya, dan berkontribusi pada peningkatan produksi serta kualitas susu segar dalam negeri.

"Harapannya para peternak muda ini dapat memanfaatkan kesempatan yang diperoleh untuk berbuat yang sebesar-besarnya baik itu untuk usahanya sendiri, lingkungannya, maupun untuk negara ini. Sangat baik kalau kita dapat membantu pertumbuhan ekonomi," katanya.

Baca juga: Greenfields komitmen berikan nutrisi terbaik dan sejahterakan peternak

Baca juga: Pemerintah targetkan bisa penuhi 24 persen kebutuhan susu dalam negeri

Baca juga: Kemenperin jajaki peluang investasi sapi perah dengan Belanda

Pewarta: Suci Nurhaliza
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023