Jenewa (ANTARA) - Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) pada Senin melaporkan bahwa ketinggian permukaan laut es (ice sea level) di Antartika mencapai rekor terendah pada Juni 2023, sebuah kondisi yang dinilai mengkhawatirkan oleh para ahli perubahan iklim.

Ketinggian permukaan laut es di Antartika dipengaruhi banyaknya es dan suhu air di sana.

Level itu pada bulan lalu - yang merupakan terpanas yang pernah tercatat - mencapai tingkat terendah, yaitu 17 persen di bawah rata-rata, sejak pengamatan lewat satelit dimulai, kata WMO.

"Kita terbiasa melihat permukaan laut es di Arktika turun banyak, tetapi tidak di Antartika. Penurunan ini sangat besar," kata Michael Sparrow, Kepala Program Penelitian Iklim Dunia, di Jenewa.

Suhu permukaan laut di dunia mencapai rekor tertinggi sepanjang tahun ini pada Mei dan Juni, menurut WMO.

Baca juga: Peneliti temukan deformasi lidah es Antarktika akibat tsunami di Tonga

Badan PBB itu memperingatkan bahwa pemanasan di bawah permukaan samudra sedang menyebar dengan cepat.

"Bukan hanya suhu di permukaan, tetapi seluruh lautan menjadi lebih hangat dan menyerap energi yang akan tetap tersimpan di sana selama ratusan tahun," kata WMO.

WMO mengatakan "bel pengingat berbunyi sangat keras" karena suhu permukaan samudra Atlantik Utara mencapai rekor tertinggi.

Menurut organisasi cuaca itu, El Nino diperkirakan akan meningkatkan suhu, yang bisa memicu lebih banyak gelombang panas di laut dan suhu ekstrem.

Sumber: Reuters

Baca juga: Cakupan es laut Antartika capai rekor terendah

Penerjemah: Anton Santoso
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023