Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Asia menguat dan mata uang aman dolar melemah pada Selasa, karena investor berharap data inflasi AS minggu ini mendukung penghentian kenaikan suku bunga dan menyambut prospek China akan memberikan stimulus ekonomi guna menopang pertumbuhan yang terhenti.

Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang melonjak 1,48 persen, sementara indeks S&P/ASX 200 Australia berakhir terangkat 1,50 persen, sedangkan indeks saham Nikkei Jepang ditutup naik tipis 0,04 persen.

Di China, indeks saham-saham unggulan CSI300 berakhir 0,65 persen lebih tinggi, indeks Komposit Shanghai ditutup terangkat 0,55 persen serta indeks Hang Seng Hong Kong menetap 0,97 persen lebih tinggi.

Pasar sedang menunggu data inflasi AS yang akan dirilis pada Rabu (12/7/2023) untuk melihat apakah tekanan harga terus moderat, yang dapat memberikan petunjuk tentang prospek suku bunga.

Investor mencerna komentar dari beberapa pejabat Federal Reserve pada Senin (10/7/2023) yang mengatakan sementara kenaikan suku bunga tambahan diperlukan untuk menurunkan inflasi, akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter bank sentral saat ini semakin dekat.

"IHK (Indeks Harga Konsumen) AS akan menjadi fokus, dengan risiko peristiwa terkait berpotensi menambah getaran," kata analis ANZ dalam sebuah catatan.

Data menunjukkan penurunan harga produsen China yang lebih curam dari perkiraan pada Senin (10/7/2023) menunjukkan "rebound pasca-COVID telah kehabisan tenaga" tetapi menambah ekspektasi bahwa "pembuat kebijakan mungkin perlu berbuat lebih banyak untuk menopang permintaan," kata ANZ analis.

Regulator China pada Senin (10/7/2023) memperpanjang beberapa kebijakan dalam paket penyelamatan yang diperkenalkan pada November untuk menopang likuiditas di sektor real estat yang sedang kesulitan.

Para analis mengatakan sementara kebijakan diperpanjang dapat mengurangi tekanan keuangan jangka pendek pada pengembang properti dan memastikan penyelesaian proyek rumah mereka, langkah-langkah baru akan diperlukan untuk mengatasi krisis uang tunai di sektor tersebut.

Langkah-langkah saat ini "tidak mungkin cukup merangsang pembelian rumah dan menyelamatkan sektor properti," tulis Ting Lu, kepala ekonom China di Nomura. "Beijing mungkin perlu mengambil lebih banyak tindakan untuk menahan spiral penurunan."

Pada Senin (10/7/2023), saham-saham AS berakhir lebih tinggi setelah kerugian minggu lalu sementara komentar pejabat Fed mendukung pandangan bahwa bank sentral AS mungkin mendekati akhir dari siklus pengetatannya.

Di Wall Street, Dow Jones Industrial Average naik 0,62 persen, S&P 500 naik 0,24 persen dan Komposit Nasdaq bertambah 0,18 persen.

Laba perusahaan-perusahaan S&P 500 akan dimulai minggu ini dengan laporan dari beberapa bank besar AS. Para analis memperkirakan laba turun 6,4 persen pada kuartal kedua secara tahun-ke-tahun, data IBES dari Refinitiv menunjukkan.

Baca juga: Wall Street ditutup lebih tinggi jelang data inflasi dan keputusan Fed
Baca juga: Minyak naik di Asia ditopang pemotongan OPEC+ dan pelemahan dolar
Baca juga: Dolar turun di Asia, Fed beri tanda siklus kenaikan bunga dekati akhir

 

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023