Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Barat mengimbau 
masyarakat memaksimalkan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang ada di wilayah tersebut untuk meningkatkan kesehatan.

Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Dampak Lingkungan Suku Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jakarta Barat, Herry Permana mengatakan, RTH penting karena menjadi lokasi substitusi oksigen bagi masyarakat.

"RTH itu bisa berkontribusi sebagai ruang substitusi oksigen bagi masyarakat, khususnya RTH yang memiliki pohon-pohon rindang atau kanopi serta tumbuhan hijau lainnya yang memproduksi oksigen," ungkap Herry saat dihubungi di Jakarta pada Rabu.

Ia menjelaskan, RTH dari sudut pandang lingkungan juga bisa menjaga kelembaban lingkungan sekitar, khususnya RTH yang memiliki pepohonan.

"RTH itu menjadi paru-paru dalam skala lingkungan sekitar dan untuk jaga kelembaban juga," ungkap Herry.

Baca juga: Kawasan penuh ular di Jakarta ditata jadi kampung budaya

Selain itu, dia mengungkapkan, RTH bukan hanya bermanfaat secara lingkungan, tetapi juga dari sudut pandang anak.

"RTH itu kan ramah anak juga karena menambah pasokan oksigen yang kemudian berdampak secara sistemik ke masalah stunting bayi," ungkap dia.

Ia mengimbau masyarakat Jakarta Barat memaksimalkan keberadaan RTH untuk memperbaiki kualitas kesehatan. "Misalnya, untuk substitusi oksigen, olahraga, ruang ramah anak dan aktivitas-aktivitas berbasis kesehatan dan kebugaran lainnya," ungkap dia.

Sementara itu, penataan kawasan triwulan kedua (TW2) tahun 2023 di wilayah Kecamatan Palmerah telah selesai tepat waktu atau mencapai 100 persen.

Selama periode TW2 (April, Mei dan Juni), penataan kawasan di seluruh lokasi di enam kelurahan yang ada di wilayah tersebut telah mencapai 100 persen.

Baca juga: Jakbar tingkatkan sarana prasarana dan utilitas di Palmerah

“Di Kecamatan Palmerah ada enam kelurahan, seluruh lokasi TW2 di masing-masing kelurahan penataannya telah selesai di akhir Juni,” ungkap Camat Palmerah, Joko Mulyono saat dihubungi pada Rabu.

Joko mengatakan, luas lokasi TW2 di wilayahnya bervariasi, mulai 90 hingga 517 meter persegi (m2). Lahan yang ditata berupa aset fasilitas sosial (fasos) dan fasilitas umum (fasum), jalur hijau, gang dan lainnya.

Umumnya kondisi lokasinya kurang terawat dan terlihat tidak rapi sehingga lingkungan kotor. Selanjutnya lokasi ditata menjadi taman, kawasan hijau atau tempat olahraga, bermain anak-anak dan lainnya.

Adapun penataan yang dilakukan meliputi penghijauan dengan memperbanyak tanaman/pohon, normalisasi saluran, perbaikan jalan, mural, pengecatan kanstin, penyediaan tempat sampah dan lainnya.

Pengerjaannya melibatkan pihak kelurahan setempat, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU), Bina Marga, petugas Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA), Suku Dinas Lingkungan Hidup, RT/RW, warga dan unsur masyarakat lainnya.

Baca juga: Kelurahan Kembangan Selatan tata TPS ilegal jadi taman

Penataan Kawasan TW2 di wilayah Kecamatan Palmerah ini merupakan salah satu hasil "mapping" (pemetaan) dari kebutuhan warga terhadap lahan dan aset pemda yang masih belum optimal.

"Hasil ini semua adalah peran serta pemerintahan kelurahan setempat dengan sektor teknis lainnya yang dikoordinir oleh pemerintah kecamatan serta peran semua masyarakat,” kata Joko.

Wakil Camat Palmerah, Pangestu Aji menyebutkan, lokasi penataan di enam kelurahan se-Kecamatan Palmerah. Yakni, Kelurahan Jati Pulo di SDN 08 Pagi, Jalan Tomang Ancak RT 04/ 01 seluas lahan yang ditata sekitar 240 meter persegi.

Untuk Slipi, di Jalan Slipi Cabang Utama RT 09/05 seluas lahan 160 meter persegi. Sedangkan di Kota Bambu Utara (KBU) di Jalan Kota Bambu Selatan III RT 10/08 seluas 90 meter persegi.

Di Kelurahan Palmerah di Jalan Palem Utama Raya RT 02/09 seluas 517 meter persegi. Kemanggisan di Jalan Anggrek Neli Murni Taman Blok C RT 008/RW 01 seluas 150 meter persegi dan Kelurahan KBS di Jalan Ori RT 06/04 dengan luas sekitar 129 meter persegi.

Baca juga: Pemkot Jaksel bangun halte di taman untuk tata kawasan

Aji menambahkan, penghijauan di lokasi penataan dimaksudkan sebagai peneduh dan penyerap polusi.

Selain itu sebagai stimulasi panca indera agar lebih peka terhadap lingkungan dengan yang tertuang pada pesan singkat dan kreatif melalui mural-mural yang dibuat di masing-masing lokasi penataan. "Termasuk terus mengoptimalkan fungsi saluran, pedestrian dan taman," katanya.

Pihaknya mengapresiasi seluruh lurah, sektor terkait dan masyarakat yang terlibat dalam penataan kawasan TW2 di wilayah tersebut.

“Untuk penataan kawasan TW3 di wilayah Kecamatan Palmerah mari sama-sama kita temukan dan tata kembali, kawasan yang belum optimal kita optimalkan fungsinya,” ujar Aji.

Seorang warga setempat, Tecan (22) mengaku mulai rutin berolahraga atau sekadar berjalan-jalan di RTH yang dekat dengan tempat tinggalnya.

 

Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2023