Pemprov DKI telah menelusuri rekam jejak Manila Water Company, baik operasionalnya di Manila maupun di Vietnam, semuanya bagus."
Jakarta (ANTARA News) - Manila Water akan ikut mengelola air bersih Jakarta, dengan membeli 51 persen saham Suez Environment di PT PAM Lyonnaise Jaya (PALYJA).

Manila Water mengaku telah menandatangani Share Purchase Agreement (SPA) semacam nota kesepahaman (MOU) perjanjian jual beli saham dengan Suez Environment untuk mengakuisisi 51 persen saham Palyja dalam sebuah keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Filipina.

"Pemprov DKI telah menelusuri rekam jejak Manila Water Company, baik operasionalnya di Manila maupun di Vietnam, semuanya bagus," kata Wagub DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Menurut dia, pemerintah akan fokus pada rencana memenuhi target memberi akses air minum 99 persen kepada warga.

Sementara itu, Ketua bersama Asia Pacific Water Forum Erna Witoelar mengatakan, pengalihan saham dari pemegang saham lama kepada pemegang saham baru, sejatinya diselesaikan terlebih dahulu, baru diadakan pembicaraan kembali mengenai kontrak lama, agar ada kepastian dalam berinvestasi bagi para investor yang masuk di kemudian hari.

"Renegosiasi kontrak dilakukan setelah penjualan saham ke Manila Water ini tuntas." tambah Erna Witoelar.

Direktur Eksekutif Indonesia Water Institute, Firdaus Ali mengatakan, dengan masuknya Manila Water, tentunya  juga harus didukung dengan kebijakan tarif yang sesuai, dan saling menguntungkan, baik dari sisi masyarakat yang menikmati air bersih, maupun Manila Water sebagai operator.

"Harus ada keseimbangan antara bisnis dan pemenuhan pelayanan kebutuhan masyarakat. Jangan sampai semua biaya-biaya dibebankan ke tarif seperti yang selama ini terjadi," katanya.

"Selain tarif yang berimbang, harus dicari sumber air baku lain, yang selama ini hanya mengandalkan sumber air dari Jatiluhur dan dari Tangerang, yang notabene kuantitasnya tidak memadai, dan harga beli dari Tangerang sudah cukup tinggi, sebelum dijual ke konsumen," tambah Firdaus Ali.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013