Taipei (ANTARA) - Paraguay sebenarnya “ingin” memiliki hubungan dagang yang lebih dengan China, namun Taiwan memberikan kesempatan terbaik bagi negara yang perekonomiannya didominasi sektor pertanian itu untuk masuk dalam rantai nilai, kata presiden terpilih Paraguay Santiago Pena.

Hal tersebut diungkapkannya saat berkunjung ke ibu kota Taiwan, Taipei, pada Sabtu (15/7). Pena memenangi pemilihan umum yang dilaksanakan pada 30 April lalu dan baru akan dilantik pada 15 Agustus mendatang.

Paraguay adalah negara Amerika Selatan terakhir yang memiliki hubungan resmi dengan Taiwan, kepulauan dengan pemerintahan demokratis sendiri yang diklaim China merupakan bagian dari wilayahnya.

Kini tinggal 13 negara yang mengakui pemerintahan Taiwan, setelah Honduras memutus hubungan diplomatik yang telah terjalin selama puluhan tahun dengan Taiwan dan beralih membangun hubungan resmi dengan China pada Maret lalu.

Pena berjanji dalam kampanye pemilihannya untuk mempertahankan hubungan dengan Taiwan yang telah berlangsung selama lebih dari enam dekade, meskipun ada tekanan dari sektor pertanian Paraguay yang ingin menembus pasar kedelai dan daging sapi China yang menguntungkan.

Ia berkata kepada para wartawan bahwa ia “sangat berkomitmen” terhadap hubungan dengan Taiwan dan senang atas terlaksananya serangkaian pertemuan, termasuk dengan pemimpin Taiwan Tsai Ing-wen dan menteri ekonomi Taiwan Wang Mei-hua, pada minggu ini.

“Kami tidak memiliki pembatasan dalam melakukan perdagangan dengan China. Kami ingin memiliki lebih banyak aktivitas dagang dengan China,” ujarnya.

Namun, Paraguay tidak dapat bergantung pada pasar tunggal, karena negara tersebut tidak memiliki kekuatan negosiasi sebesar Brazil atau Amerika Serikat serta tidak ingin dibanjiri produk-produk China, sementara negara Amerika Selatan itu hanya dapat mengekspor bahan mentah.

“Paraguay adalah pusat produksi komoditas pangan, namun masih dalam tahapan yang sangat awal. Kami menyediakan produk dengan nilai tambah yang sangat rendah. (Misalnya) biji-bijian, kedelai, dan daging sapi,” kata Pena.

“Kami harus mengembangkan lebih banyak nilai tambah dan oleh karena itu, membangun kolaborasi yang lebih dekat dengan Taiwan membawa kita lebih dekat pada pengembangan sebuah sektor industri daripada jika kita menjalin hubungan dengan China,” lanjutnya.

Mengenai upacara pelantikannya pada Agustus nanti, Pena menyatakan bahwa ia masih belum tahu apakah Tsai atau wakilnya, William Lai, yang akan menghadiri acara tersebut.

Ia menambahkan bahwa dirinya akan dengan senang hati menerima baik salah satu maupun kedua pejabat Taiwan tersebut.

“Saya yakin bahwa delegasi yang akan hadir adalah delegasi yang besar, delegasi tingkat tinggi,” ujarnya.

Kantor pemimpin Taiwan mengatakan bahwa mereka masih merencanakan siapa yang akan menghadiri acara pelantikan presiden terpilih Paraguay tersebut.

Jika Lai, yang sedang mencalonkan diri untuk pemilihan umum Taiwan yang akan dilaksanakan pada Januari 2024, berkesempatan untuk menghadiri pelantikan Pena, kemungkinan ia juga akan mengunjungi Amerika Serikat.

Dalam kesempatan itu, Lai mungkin akan bertemu beberapa pejabat dan membicarakan prioritas kebijakannya jika ia terpilih nanti. Lai merupakan kandidat pemimpin Taiwan favorit menurut kebanyakan jajak pendapat.

Sumber: Reuters
Baca juga: Santiago Pena menang besar, amankan hubungan Paraguay dengan Taiwan
Baca juga: Perempuan Paraguay bangkit menerobos batasan dalam arena politik
Baca juga: Presiden Paraguay akan kunjungi Taiwan


Penerjemah: Uyu Septiyati Liman
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023