menghindari kegiatan pola-pola lama yang tidak ada gunanya
Kediri (ANTARA) - Dinas Pendidikan Kota Kediri, Jawa Timur, tidak mengizinkan adanya berbagai macam praktik perpeloncoan, kekerasan hingga perundungan dalam kegiatan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).

Kepala Dinas Pendidikan Kota Kediri Anang Kurniawan mengatakan tujuan dilaksanakannya MPLS ialah sebagai ajang pengenalan lingkungan sekolah kepada siswa baru dan orang tua, sehingga tidak dibenarkan jika terjadi kekerasan.

"MPLS adalah masa pengenalan yang mana pelaksanaannya berdasarkan ketentuan yang berlaku, menghindari kegiatan pola-pola lama yang tidak ada gunanya, dan yang paling penting bagaimana siswa-siswa senang karena ini masa transisi dari sekolahan sebelumnya," kata Anang di Kediri, Senin.

Ia juga menyebut sudah melakukan visitasi ke berbagai sekolah, melakukan pemantauan langsung program MPLS.

Adapun beberapa sekolah yang mendapat kunjungan dari Dinas Pendidikan Kota Kediri adalah TKN Pembina Kecamatan Kota, TKN Pembina Kecamatan Mojoroto, TKN Pembina Kecamatan Pesantren, SDN Manisrenggo, SDN Mrican 1, SDN Mrican 2, SDN Bangsal 1, SDN Banjaran 4, SMPN 1 Kediri, SMPN 2 Kediri, SMPN 7 Kediri, SMPN 8 Kediri, serta SMPN 9 Kediri.

Baca juga: Wali Kota Mojokerto ajak siswa SMP doa bersama di hari pertama MPLS 
Baca juga: Jawa Timur cetak rekor MPLS dengan sekolah peserta terbanyak

Dirinya menekankan kepada pihak sekolah agar mencegah terjadinya kekerasan, perundungan, maupun pelecehan seksual saat MPLS termasuk saat kegiatan belajar mengajar nantinya.

Anang berharap agar kegiatan yang diikuti peserta didik baru ini dapat berjalan dengan lancar dan sesuai ketentuan yang berlaku.

Kepala SMPN 1 Kediri Satriyani Widyawati Rahayu mengatakan kegiatan MPLS diawali dengan upacara pembukaan sekaligus penyerahan siswa dari orang tua kepada sekolah secara simbolis. Kegiatan selanjutnya diisi dengan materi-materi MPLS yang berisi pengenalan sekolah, metode pembelajaran, serta terkait wawasan wiyata mandala.

Dirinya juga menjelaskan sebelum melaksanakan MPLS, terlebih dahulu mengadakan pra-MPLS yakni berupa kegiatan psikotes dan tes diagnostik yang mana bertujuan untuk mengukur kapabilitas siswa dalam menerima pembelajaran di sekolah.

Dalam mengikuti kegiatan MPLS, siswa baru juga dituntut untuk menaati aturan yang berlaku terkait ketertiban dan kedisiplinan.

"Setiap anak harus tertib, disiplin, baik disiplin dalam berpakaian, kedatangan sekolah, belajar, dan beribadah," kata dia.

Baca juga: MPLS Menyenangkan, upaya hadirkan budaya baru di sekolah
Baca juga: Wali Kota Denpasar: MPLS harus bisa beri kesan positif pada siswa


Selain mendapatkan materi pengenalan sekolah, para siswa juga ditanamkan nilai-nilai Pancasila di mana anak dilatih berjiwa Pancasila sejati.

"Anak harus paham pentingnya beriman dan bertakwa kepada Tuhan, memiliki rasa kemanusiaan sesama teman dan manusia, nilai-nilai persatuan, juga nilai-nilai gotong royong kami pahamkan ke anak dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari hari," ujar dia.

Satriyani menambahkan, MPLS di SMPN 1 Kediri akan ditutup pada Kamis (20/7) kemudian dilanjutkan dengan kegiatan show case ekstrakurikuler di hari Jumat (21/7).

Dirinya berharap melalui kegiatan ini pihaknya dapat membentuk siswa yang memiliki karakter dan juga memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Baca juga: Sekolah di Jakarta diimbau laksanakan pengenalan peserta didik baru
Baca juga: Disdikbud Jateng: pengenalan lingkungan sekolah dilarang libatkan senior

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023