Sydney (ANTARA News) - Presiden Timor Timur Xanana Gusmao sudah mengirim surat kepada Perdana Menteri bermasalah Mari Alkatiri, memintanya mundur demi kebaikan negara itu, kata kedutaanbesarnya di Kanbera Rabu. Menurut kedutaanbesar itu, Gusmao dalam suratnya menyatakan kehilangan kepercayaan pada kemampuan Alkatiri memerintah Timor Timur, sehingga balatentara antarbangsa penjaga perdamaian pimpinan Australia harus kembali untuk memulihkan ketertiban. Lebih 2.000 balatentara siap tempur, terutama dari Australia, ditempatkan di Dili, ibukota Timor Timur, tempat polisi tidak lagi mampu bertugas. Alkatiri berada di bawah tekanan kuat untuk mundur. Keputusannya Maret lalu memecat 600 tentara resah --hampir setengah dari jumlah tentara negara kecil baru itu-- mengakibatkan bentrok antara unsur tentara dengan polisi serta perang jalanan di antara kelompok suku. Tentara pembangkang itu mengeluhkan sikap pembedaan, karena mereka berasal dari Timor Timur bagian berat. Sedikit-dikitnya 30 orang tewas, sekitar 150.000 mengungsi dan sejumlah besar gedung di ibukota negeri itu dibakar dan dijarah. Perdana menteri itu juga menghadapi tuduhan membibit dan mempersenjatai gerombolan warga untuk melenyapkan lawan politiknya. Perusahaan penyiaran Australia ABC mengabarkan dari Dili bahwa Gusmao, sebagai tambahan dalam suratnya kepada Alkatiri, mengulangi tuntutannya agar perdana menteri itu mundur hari Rabu pada sidang istimewa Dewan Negara, yang mencakup baik Gusmao maupun Alkatiri. Berita itu menyatakan Alkatiri menolak mundur, tapi rencana membahas usul presiden itu dengan dewan menterinya dijadwalkan berlangsung Kamis pagi. Dari Lisabon, ibukota Portugal, bekas penjajah Timor Timur, dikabarkan bahwa pejabat tinggi kantor Alkatiri memastikan kepada AFP tentang surat Gusmao itu dan menyatakan perdana menteri tersebut "kemungkinan besar" mundur. Dalam surat kiriman Selasa itu, yang dilihat kantor berita Portugal LUSA, Gusmao menyatakan kehilangan kepercayaan pada Alkatiri sesudah mengamati dokumen penunjuk perdana menteri itu memasok senjata kepada warga. Gusmao mengharapkan jawaban Alkatiri sebelum pukul 17.00 waktu setempat (pukul 15 WIB) Rabu, 20 Juni 2006.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006