Warsawa (ANTARA) - Komite keamanan Polandia pada Rabu (19/7) memutuskan menggeser unit-unit militernya ke bagian timur negara itu setelah tentara bayaran Grup Wagner berada di Belarus yang berbatasan dengan Polandia, kata kantor berita PAP mengutip sekretaris komite itu, Jumat.

Pemimpin Wagner Yevgeny Prigozhin dalam sebuah video pada Rabu pekan ini terlihat menyambut para petempurnya yang berada di Belarus.

Dalam video itu, Prigozhin menyatakan untuk saat ini Wagner tidak akan lagi terjun di medan perang Ukraina.

Namun, dia memerintahkan tentaranya mengonsolidasikan kekuatan untuk tugas di Afrika, sembari melatih tentara Belarus.
Baca juga: Pentagon: Tentara Wagner tak terlibat lagi dalam perang di Ukraina

Pada Kamis, kementerian pertahanan Belarus mengungkapkan tentara bayaran Wagner sudah mulai melatih pasukan khusus Belarus di sebuah barak militer yang letaknya hanya beberapa mil dari perbatasan Belarus-Polandia. Polandia adalah salah satu anggota NATO.

"Pelatihan atau latihan gabungan tentara Belarus dan Grup Wagner sudah pasti merupakan aksi provokasi," kata Zbigniew Hoffmann kepada PAP.

"Komite Keamanan Polandia menganalisis kemungkinan ancaman, seperti dislokasi unit Wagner Group. Oleh karena itu, Menteri Pertahanan Nasional yang juga Ketua Komite Keamanan Polandia Mariusz Blaszczak, memutuskan untuk memindahkan formasi militer kita dari barat ke timur Polandia," lanjutnya.

Penduduk yang tinggal dekat perbatasan Polandia - Belarus mengaku bisa mendengar tembakan dan helikopter setelah Grup Wagner tiba di Belarus untuk melatih pasukan khusus Belarus.
Baca juga: Rusia tawarkan tiga opsi ke tentara Wagner setelah pemberontakan gagal

Penduduk Polandia di perbatasan itu mengaku khawatir perang Ukraina mencapai mereka.

Blasczak mengatakan awal bulan ini bahwa Polandia memindahkan lebih dari 1.000 tentara ke bagian timur negara itu.

Awal Juli lalu, Polandia menyatakan akan mengirimkan 500 polisi untuk menegakkan keamanan di perbatasan Polandia-Belarus.

Baca juga: Menjaga agar tentara bayaran ala Wagner tak lagi jadi alat konflik

Sumber: Reuters

Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023