Jika perdamaian tercapai antara kami dengan Israel, Israel sangat tahu bahwa semua negara Arab dan Islam, yaitu 57 negara, akan langsung mengakui negara Israel."
Ramallah, Tepi Barat (ANTARA News) - Presiden Amerika Serikat Barack Obama pada Kamis menyuarakan penentangannya terhadap pembangunan permukiman Israel namun menekan Presiden Palestina Mahmud Abbas untuk meletakkan tuntutan agar pembangunan permukiman oleh Israel dihentikan sebelum perundingan damai Timur Tengah bisa dimulai kembali.

Setelah disambut dengan sangat hangat di Israel, Obama mengunjungi Tepi Barat -- wilayah Palestina yang diduduki Israel, dimana para warga Palestina yang kecewa terus bertahan dengan harapan kecil mereka bahwa kedatangan presiden AS akan mempercepat terbentuknya negara Palestina merdeka, lapor Reuters.

Dalam jumpa pers bersama Abbas, Obama mengatakan bahwa dirinya "telah menjelaskan" kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahwa Washington tidak menganggap bahwa kegiatan pembangunan permukiman membantu "upaya perdamaian".

Namun, Obama tidak mendesak perluasan permukiman tersebut dihentikan -- permintaan yang ia sampaikan di awal-awal masa jabatan pertamanya sebagai presiden.

Ia menyiratkan rasa frustrasinya terhadap kegagalan Israel dan Palestina dalam mencari jalan untuk memulai kembali perundingan yang buntu sejak tahun 2010.

Kendati demikian, ia tidak menawarkan ide-ide baru tentang bagaimana Israel dan Palestina bisa kembali ke meja perundingan pada saat prospek kesepakatan damai terlihat suram di kawasan yang terganggu oleh konflik nuklir antara Barat dan Iran serta perang saudara di Suriah itu.

"Argumentasi saya adalah, walaupun kedua belah pihak mungkin memiliki aspek-aspek yang menjadi keberatan, mungkin melakukan kegiatan-kegiatan yang dianggap pihak lain merupakan pelanggaran terhadap itikad baik, kita harus dapat memisahkan hal itu untuk mencoba mencapai sebuah kesepakatan," kata Obama.

Masalah utama saat ini, kata Obama, adalah bagaimana mencapai kedaulatan bagi Palestina dan keamanan bagi Israel.

"Itu tidak berarti bahwa pembangunan permukiman tidak penting. Hal itu artinya jika kita menyelesaikan masalah-masalah tersebut, isu permukiman akan tertangani," kata Obama.

Sekira 150 pengunjuk rasa Palestina berkumpul di Ramallah untuk melancarkan protes terhadap kunjungan Obama.

Mereka dibendung oleh polisi yang berjaga-jaga agar mereka tidak mendekati kompleks tempat Abbas berada.

Dengan tersenyum dan didampingi oleh Abbas, Obama bertemu dengan hampir semua pejabat Palestina yang berjejer di sepanjang karpet merah.

Obama sebelumnya telah menjelaskan bahwa ia tidak membawa prakarsa baru apapun menyangkut perundingan damai.

Ia mengunjungi Israel dan wilayah-wilayah Palestina lebih untuk "mendengarkan".

Namun, ia mengatakan bahwa menteri luar negerinya, John Kerry, akan memberikan waktu dan energi dalam upaya untuk mempertipis perbedaan di antara kedua belah pihak sementara Amerika Serikat berupaya membawa mereka kembali ke meja perundingan.

Abbas menegaskan tuntutannya soal pembekuan pembangunan permukiman, namun ia memberikan prospek perdamaian lebih luas antara Israel dan negara-negara Arab lainnya jika negara Palestina terbentuk.

"Jika perdamaian tercapai antara kami dengan Israel, Israel sangat tahu bahwa semua negara Arab dan Islam, yaitu 57 negara, akan langsung mengakui negara Israel," ujarnya. (T008/M014)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013