Yogyakarta (ANTARA News) - Bupati Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Idham Samawi, memulai panen raya padi di Dusun Jayan, Desa Kebonagung, Kecamatan Imogiri, salah satu daerah yang tingkat kerusakannya cukup parah akibat gempa bumi, Kamis. Panen raya padi pada lahan sekitar 50 hektare (ha) tersebut cukup menarik perhatian pejabat dan masyarakat setempat karena di tengah-tengah masih terpuruknya kehidupan warga setelah gempa, petani dari Dusun Jayan, Desa Kebonagung berhasil memelihara tanaman padinya hingga panen meski harus menghadapi berbagai tantangan. Selain Bupati Idham Samawi hadir juga Kepala Dinas Pertanian Bantul, Edi Suharyanto, Kepala PT Pusri Perwakilan DIY, Prijogung Satrijotomo, pejabat sipil dan militer setempat serta Walikota Madiun, Kokok Raya dan wakilnya Gandhi Yoweninta. Pimpinan daerah dari Kota Madiun ini hadir berkaitan dengan penyerahan bantuan kemanusiaan kepada korban gempa bumi. Kepala Desa Kebonagung, Eka Supriyadi, diantara lahan yang dipanen sekitar 50 ha tersebut terdapat 6,5 ha yang sengaja ditanami benih untuk bibit padi, dan 43,5 ha lainnya menghasilkan padi jenis IR-64 yang dikelola oleh dua kelompok tani, yakni Kelompok Tani Madya dan Kelompok Tani Panti Wicoro, seluruhnya menghimpun 106 petani. "Petani memulai penanaman pada 5-10 Mei lalu dengan sistem `tapin` (tanam pindah). Selama masa tanam sempat menemui gangguan penyakit busuk daun, namun bisa diatasi. Tidak ditemukan hama hingga panen saat ini," kata Eka di dampingi Ketua Kelompok Tani Madya, Daljio. Ia mengatakan, selama masa bertani meski terjadi gempa bumi petani tetap bersemangat, tidak putus asa, karena mereka menyadari bahwa daerahnya merupakan lumbung pertanian yang dikenal secara nasional. "Hasilnya cukup menggembirakan, dari target 81,6 kuintal per hektare tercapai 75 kuintal per hektare atau sama dengan target pertanian Kabupaten Bantul. Sebagian hasil panen akan digunakan petani untuk memperbaiki tempat tinggal di samping dijadikan modal penggarapan sawah selanjutnya," ujarnya. Menurut Eka, akibat gempa sekitar 111 rumah di desa ini roboh, 60 rusak berat yang tidak bisa dihuni lagi, dan hanya 21 rumah yang masih bisa ditempati, sedangkan korban meninggal 59 orang. Sebagian besar penduduk saat ini masih menggunakan tenda selain menggunakan bangunan semi permanen dari tripleks. Bupati Idham Samawi pada kesempatan itu memuji ketangguhan petani setempat yang meski desanya hancur dilanda gempa tetapi masih bisa menjaga lahan pertaniannya hingga panen. "Sudah waktunya masyarakat bangkit kembali," ujarnya. Ia mengatakan, pemerintah daerah masih belum bisa membeli hasil pertanian tersebut karena harganya mencapai Rp1.750 per kilogram gabah kering panen, masih di atas standar yang ditetapkan pemerintah Rp1.730 per kilogram. "Karena harganya cukup baik, petani bisa menjualnya kepada para pedagang besar," tambahnya. Sementara itu, Kepala PT Pusri Perwakilan DIY, Prijogung Satrijotomo memberikan bantuan pinjaman lima ton pupuk kepada para petani setempat dengan masa pengembalian ketika panen tiba. Walikota Madiun, Kokok Raya yang ikut hadir saat panen raya tersebut memberikan dukungan moril kepada petani Bantul untuk tetap menggarap pertaniannya yang sangat potensial. "Musibah yang menimpa hendaknya diambil hikmahnya," katanya. Pemerintah Kota Madiun yang sebelumnya mengunjungi Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, memberikan bantuan uang tunai Rp125 juta serta kebutuhan logistik kepada Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana dan Pengungsi (Satlak PBP Bantul).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006