Surabaya (ANTARA) -
Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan (Lalitbang) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Rizal Damanik menyatakan Indonesia jadi percontohan negara Selatan-Selatan dalam penerapan Keluarga Berencana (KB) lewat penguatan dan pelatihan tokoh-tokoh agama.
 
"Kita banyak diapresiasi dan diminta kerja sana oleh negara-negara Muslim. Mereka ingin belajar karena penerapan KB di Indonesia sejauh ini aman-aman saja dan tidak menjadi perdebatan, semua bisa menerima, tetapi kalau negara lain ada mazhab atau aliran tertentu sehingga masih ada potensi konflik," kata Rizal di Surabaya, Senin.
 
Program kerja sama Selatan-Selatan yang dihadiri oleh perwakilan dari Negara Nepal, Myanmar, Ethiopia, Malaysia, dan Burundi dipusatkan di Kota Surabaya, Jawa Timur, mengingat kota ini berhasil menurunkan angka stunting hingga 4,8 persen di tahun 2022 berdasarkan data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI).
 
Rizal menyatakan bahwa peran Ulama dan tokoh agama masih sangat berpengaruh di negara-negara Asia dan Afrika.

Baca juga: BKKBN: Budaya mainkan peran penting jaga penduduk tumbuh seimbang

Baca juga: BKKBN sebut aturan untuk jaga TFR ideal tak bisa dipukul rata
 
"Negara Selatan-Selatan yang didominasi Asia dan Afrika, di kedua benua ini peran agama masih cukup kental, dan banyak berpengaruh apapun agamanya, termasuk dalam hal ini Muslim, dimana peran para Ulama di negara-negara Muslim sangat didengar pendapatnya dan cukup berpengaruh," ujar Rizal.
 
Ia menuturkan melalui acara kerja sama ini, seluruh negara bisa saling berbagi pengalaman terkait penguatan keluarga untuk mencegah perkawinan anak dan percepatan penurunan stunting.
 
"Kita sudah mempunyai program ini secara rutin setiap tahun, jadi kita bisa saling berbagi dengan negara-negara Asia yang lain mengalami permasalahan yang sama, barangkali ada pertukaran strategi yang bisa kita sinergikan di negara-negara yang hadir hari ini tentang persoalan perkawinan usia anak," tuturnya.
 
Direktur Representatif United Nation Population Fund (UNFPA) untuk Indonesia Anjali Sen yang turut hadir pada acara ini mengatakan  Indonesia menjadi contoh bagi negara Selatan-Selatan mayoritas Muslim karena berhasil melibatkan pimpinan umat Islam untuk melancarkan program KB hingga suksesnya vasektomi dan tubektomi.
 
"Ini sudah sesuai dengan tujuan pembangunan berkelanjutan, karena peran pemuka agama sangat penting untuk pencegahan pernikahan anak, dan membangun kemitraan strategis antara pemerintah dan pemuka agama Islam agar aksesibel, dan secara signifikan memastikan seluruh program KB diterapkan di negara mayoritas Islam," kata dia.
 
Ia menegaskan, prioritas UNFPA saat ini adalah pencegahan perkawinan anak, karena perkawinan anak tidak hanya melanggar hak-hak anak dan perempuan muda, tetapi juga menghambat mereka untuk berkontribusi kepada masyarakat.
 
"Ini masih terjadi di beberapa provinsi di Indonesia, dengan pernikahan usia anak di mana mereka masih bertumbuh dan berkembang, jika pernikahan ini terus berlangsung dengan tinggi, maka akan menjadi faktor lahirnya bayi stunting, mereka juga jadi tidak bisa berkontribusi untuk masyarakat," ucap dia.*

Baca juga: BKKBN edukasi penurunan stunting ke keluarga pesisir Halmahera Barat

Baca juga: BKKBN: Kampung KB jaga mental remaja dari tingkat desa

Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023