Sesuai informasi yang kami terima dari BMKG, tercatat ada empat kali gempa susulan. Cuma skala (magnitudo) kecil
Pacitan, Jatim (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, menyatakan telah terjadi empat kali gempa susulan pasca-gempa magnitudo 5,7 yang terjadi pada Minggu (23/7) pukul 19.33 WIB.

"Sesuai informasi yang kami terima dari BMKG, tercatat ada empat kali gempa susulan. Cuma skala (magnitudo) kecil," kata Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko dikonfirmasi melalui telepon, Senin.

Gempa susulan pertama tercatat terjadi pukul 19.42 WIB dengan magnitudo 3,2 yang berjarak pada 65 kilometer barat daya Pacitan dengan kedalaman 35 kilometer.

Setelah itu, kata dia, gempa susulan kedua dan ketiga terjadi pada pukul 08.10 WIB dengan magnitudo 3,1 dan 2,7 pada pukul 09.45 WIB, Senin. Terbaru gempa susulan terpantau terjadi pada pukul 11.01 WIB dengan magnitudo 4,2.

Gempa-gempa susulan ini tidak terlalu dirasakan warga Pacitan sehingga tidak terjadi kepanikan warga sebagaimana saat terjadi gempa magnitudo 5,7 pada Minggu petang.

Baca juga: Gempa Pacitan 5,7 M dirasakan warga DIY.

"Kalau guncangannya kecil. Jadi ada warga yang terasa, ada yang tidak," katanya.

Erwin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan melakukan mitigasi sewajarnya tanpa harus panik berlebihan.

Menurutnya, karakter kegempaan di Pacitan biasanya selalu berulang, dengan kekuatan yang cenderung menurun setelah gempa pertama.

"Meski guncangan gempa yang terjadi pada Minggu malam cukup besar. Juga ditambah dengan empat kali gempa susulan, namun tidak sampai menimbulkan kerusakan," ujarnya.

Dia mengingatkan warga Pacitan harus sadar bahwa daerah mereka yang berada di pesisir selatan Jatim bagian barat masuk jalur cincin api pasifik (ring of fire) . “Artinya dengan kerawanan bencana gempa bumi cukup tinggi," kata Erwin.

Baca juga: BMKG: Gempa Pacitan akibat aktivitas subduksi lempeng
Baca juga: Warga berhamburan saat gempa magnitudo 5,7 guncang Pacitan

 

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2023