Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Terbuka (UT), Ojat Darojat menyatakan pihaknya telah meningkatkan kualitas bahan ajar baik cetak maupun digital hingga pelaksanaan proses pembelajaran sejak 2019.

“Layanan UT kepada mahasiswa sekarang semakin baik,” katanya dalam keterangan di Jakarta, Senin.

Ojat menuturkan beragam rekomendasi profesional, seperti dari Tim Reviewer juga telah diadopsi dalam kebijakan UT, termasuk pada Rencana Pengembangan Jangka Panjang (RPJP) dan rencana pengembangan operasional yang dilaksanakan setiap tahun.

Baru-baru ini juga dilakukan review terkait kualitas UT dengan Ebba Ossiannilson sebagai ketua Tim Reviewer dan menghasilkan kesan yang positif serta berkelanjutan terhadap kualitas layanan UT.

Baca juga: Pemerintah dorong standar pembelajaran berkompetisi dengan kampus luar

Ebba mengatakan UT bersinergi dengan semua pemangku kepentingan, seperti staf, dosen, tutor, alumni, serta mahasiswa dalam proses perbaikan, sehingga dapat dijadikan contoh mengingat adanya keterlibatan seluruh sivitas akademika dalam perwujudan kualitas.

UT sudah menghadapi dan mengatasi tantangan, khususnya berkenaan dengan mahasiswa di daerah terpencil (remote areas), namun juga mendapat tantangan transformasi UT for the future, for the people, and for the planet to the best.

Tim Reviewer juga menyampaikan hasilnya dalam empat topik, yaitu Strategic Management, Curriculum Design, Student and Alumni Support, serta Staff Support.

Berkenaan dengan Manajemen Strategis, hal yang menjadi perhatian adalah makna Open University, karena hal ini berdampak pada strategi manajemen yang diimplementasikan.

Baca juga: UT gandeng kampus di Tiongkok hadirkan pembelajaran jarak jauh

Selain itu, tim juga menekankan perlunya review terhadap visi dan misi di tingkat unit termasuk di UT Daerah untuk dapat berkontribusi terhadap masyarakat di wilayah masing-masing.

Keterlibatan mahasiswa dalam pengambilan keputusan strategis, potensi Sentra Layanan UT (SALUT) sebagai pusat pembelajaran dan pelayanan tambahan kepada mahasiswa di daerah, serta pemanfaatan Open Education Resources (OER) juga merupakan cara mewujudkan education for all.

Sementara terkait penelitian, Tim Reviewer mendorong dosen UT untuk melakukan penelitian dalam bidang open and flexible distance learning (OFDL), karena UT memiliki banyak data dan pengalaman.

Tak hanya itu, melalui publikasi, UT dapat memberikan kontribusi terhadap komunitas riset di seluruh dunia dengan pengalaman UT dalam menyelenggarakan Pendidikan Tinggi Terbuka dan Jarak Jauh.

Berikutnya berkaitan dengan Curriculum Design, UT sudah melakukan review kurikulum secara periodik, sehingga tim mendorong UT untuk terus melakukan review kurikulum agar mengikuti perkembangan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan ilmu.

Untuk Course Design, Tim Review melihat pembelajaran online yang dilakukan UT sudah baik, namun bahan ajar masih perlu dirancang lebih aplikatif agar tidak terlalu teoritis.

Baca juga: Konsulat RI dan UT lanjutkan layanan pendidikan tinggi WNI di Tawau

Baca juga: Asosiasi Rektor Merah Putih luncurkan buku gagasan Soekarno-Hatta


Dalam hal Student and Alumni Support, aspek yang menjadi perhatian adalah bimbingan karier, informasi UT dalam media sosial, peningkatan kolaborasi dan interaksi antarmahasiswa, peluang beasiswa, serta rekognisi terhadap kegiatan mahasiswa dan alumni.

“Tim mendorong UT untuk dapat memberikan layanan pembelajaran yang lebih personal dan fleksibel,” ujar Ebba.

Untuk Staff Support, Tim Reviewer mengatakan UT sudah bekerja keras untuk melibatkan dan membekali semua staf dalam proses kualitas serta menyiapkan staf pada posisi yang baru.

Meski demikian, UT tetap didorong untuk melakukan capacity building melalui pelatihan dan pengembangan staf dalam rangka investasi sumber daya manusia (SDM).

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023