Dili (ANTARA News) - Presiden Timor Timur Xanana Gusmao mengatakan, Kamis, ia akan mengajukan pengunduran dirinya kepada parlemen kecuali perdana menteri bertanggungjawab atas krisis yang mencengkeram negara itu selama beberapa pekan terakhir ini. Bekas pemimpin gerilyawan yang kharismatik dan terkenal itu dipilih menjadi presiden pada 2002 dan pekan ini telah minta melalui surat agar Perdana Menteri Mari Alkatiri mundur di tengah tuduhan ia telah memberikan persetujuan bagi para penentangnya untuk dibunuh. Namun Alkatiri menolak mengalah dan partainya Fretilin -- sayap, politik gerakan gerilyawan yang Gusmao pimpin pada masa pemerintahan Indonesia selama 24 tahun -- yang berkuasa bersatu ke sisinya Kamis. Gusmao berpidato pada bangsa yang disiarkan televisi dan radio selama hampir dua jam. "Fretilin telah memilih, minta Alkatiri untuk bertanggungjawab atas krisis besar ini, mengenai pengorbanan, hukum dan demokrasi," katanya. "Atau, besok, saya akan mengirim sepucuk surat pada parlemen untuk memberi tahu mereka bahwa saya akan muncur dari menjadi presiden republik ini karena saya malu atas semua hal buruk yang terjadi, atas nama negara hingga rakyatnya," ia mengatakan. Gusmao mengatakan bahwa ia "tidak memiliki keberanian untuk memandang wajah orang". Dalam ucapannya pada kantor berita Portugal LUSA, Alkatiri bagaimanapun mengatakan ia tidak akan mundur dan bahwa Fretilin "akan melakukan apapun untuk mengawasi gerilyawannya" yang ingin memobilisasi demonstrasi pro-pemerintah di Dili. Sebelumnyan dalam pidatonya, Gusmao memerintahkan partai yang berkuasa itu untuk memilih perdana menteri baru, serta mengatakan Alkatiri pemimpin penting Fretilin lainnya tidak memiliki legitimasi. "Sebagai presiden saya tidak menerima hasil Kongres Kedua Fretilin," katanya menunjuk pada pertemuan mereka Mei yang mana Alkatiri dipilih kembali sebagai sekjen partai itu. "Karena itu, saya memberi batas waktu sepekan pada mereka untuk mengadakan kongres luar biasa guna memilih lagi presiden (partai) dan perdana menteri." Ia mengatakan, tiga pemimpin penting Fretilin, termasuk Alkatiri, tidak sah. Timor Timur menjadi terlibat dalam kekerasan bulan lalu ketika tentara dan polisi bertempur di antara mereka sendiri dan jalanan ibukota Dili diguncang perang geng. Dua puluh satu orang tewas, 145.000 warga yang takut lari dari rumah mereka. Alkatiri berkumpul dengan para anggota senior patainya Kamis. Partai itu kemudian mengatakan dalam satu pernyataan resmi bahwa partai menolak "semua macam pengusutan terhadap pemimpinnya". Gusmao menulis pada Alkatiri, Selasa, yang meminta pengunduran dirinya, dan mengatakan ia telah kehilangan kepercayaan padanya setelah melihat film dokumenter televisi Australia yang membuat "tuduhan serius" yang mengejutkannya. Dokumenter itu menunjukkan bahwa menteri dalam negeri yang dipecat oleh Alkatiri, Rogerio Lobato, telah mempersenjatai tukung pukul untuk membunuh penentang mereka atas persetujuan perdana menteri. "Tidak ada yang tinggal pada saya kecuali memberi anda pilihan: anda mundur, atau, setelah pemeriksaan Dewan Negara, saya akan menembak anda karena anda tidak lagi memperoleh kepercayaan saya," kata Gusmao. Lobato, yang dituduh membagikan senjata atas permintaan perdana menteri, ditanyai Kamis setelah sepucuk surat perintah dikeluarkan bagi penangkapannya awal pekan ini. Penuntut umum Dili, Longuinhos Monteiro, mengatakan, Lobato dituduh dengan "mendistribusikan senjata negara pada warga sipil, mengusahakan revolusi, konspirasi dan tindakan dengan kejahatan". Ia menghadapi hukuman 15 tahun penjara. Namun Monteiro mengatakan, "terlalu dini" untuk mengetahui apakah Alkatiri juga akan dituduh. "Saya tidak melihat itu sekarang ini," katanya pada wartawan. Para pejabat PBB bekerja dengan penuntut umum itu mencari bukti ke kekerasan tersebut, yang terjadi setelah Alkatiri Maret memecat 600 tentara yang mengeluhkan diskriminasi, demikian AFP.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006