Seoul (ANTARA) - Menteri Dalam Negeri Korea Selatan mendorong panitia penyelenggara jambore dunia untuk "melakukan seluruh tindakan yang dibutuhkan" untuk memastikan keselamatan peserta setelah lebih dari 400 orang menderita kelelahan akibat panas di tengah suhu terik.

Jambore Pramuka Dunia ke-25 dimulai pada Selasa bertepatan dengan pengumuman peringatan level tertinggi untuk suhu ekstrem di Korsel yang pertama kalinya dalam empat tahun.

"Banyak dari mereka mengalami gejala ringan seperti sakit kepala, pusing dan mual dan semua kembali ke lokasi perkemahan masing-masing," kata pejabat Pemadam Kebakaran Jeonbuk mengenai para pramuka.

Sebagian Korsel "terpanggang" dalam panas lebih dari 38 derajat Celcius di pekan ini, dan panas itu telah menewaskan setidaknya 16 orang, menurut data resmi.

Menteri Dalam Negeri dan Keselamatan Lee Sang-min telah memerintahkan untuk menambah ambulan, bus antar jemput dan peralatan pendingin udara untuk bersiaga memastikan keselamatan para pramuka, menurut Kementerian tersebut.

Sekitar 43.000 pramuka dari seluruh dunia ikut serta dalam jambore yang dijadwalkan berlangsung hingga 12 Agustus. Kegiatan itu berlangsung di lokasi proyek reklamasi pantai besar-besaran di daerah barat Buan, dan upacara pembukaan dihadiri oleh Presiden Korsel Yoon Suk Yeol dan tokoh petualangan televisi Inggris, Bear Grylls.

Pramuka Indonesia juga ikut dalam kegiatan tersebut dengan mengirimkan 1.579 orang yang berasal dari berbagai daerah.

Panitia pelaksana jambore dunia belum memberikan komentar yang diminta terkait hal tersebut.

Sumber: Reuters
Baca juga: KBRI Seoul sambut 1.700 pramuka Indonesia ikuti Jambore Dunia
Baca juga: Gubenur lepas Kontingen Pramuka Sumut ikuti Jambore Dunia di Korsel
Baca juga: Tiga anggota Pramuka Banda Aceh ikut Jambore Dunia di Korsel

 

Penerjemah: Arie Novarina
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023