Berlin (ANTARA) - Analisis terhadap fosil-fosil yang kali pertama ditemukan di Peru satu dekade lalu menunjukkan bahwa massa tubuh raksasa dicapai oleh paus itu 30 juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, menurut sebuah studi yang diterbitkan di jurnal ilmiah Nature pada Rabu (2/8).

Bukti-bukti mengenai spesies paus prasejarah yang belum pernah ditemukan sebelumnya, yang kemungkinan merupakan hewan terberat sepanjang masa.

Bobot hewan itu diperkirakan mencapai 85 hingga 340 ton, yang setara atau lebih berat dari paus biru, kata tim ilmiah yang menganalisis fosil-fosil tersebut.

Eli Amson, ahli paleontologi di Museum Sejarah Alam Negara di Stuttgart, Jerman, mengungkapkan, "Bagi kami, salah satu temuan terpenting dari studi ini adalah bahwa transisi menuju gigantisme sejati pada paus berevolusi jauh lebih awal dalam sejarah Bumi daripada yang diperkirakan sebelumnya."
 
    


Paus prasejarah itu diberi nama Perucetus colossus, yang diterjemahkan sebagai "paus kolosal dari Peru", dan ditemukan di padang pasir di sepanjang pesisir selatan Peru. Dibutuhkan beberapa operasi lapangan untuk menggali kerangka kolosal tersebut. 

"Kerabat purba dari paus, lumba-lumba, dan porpoise masa kini" itu hidup di perairan pesisir sekitar 39 juta tahun yang lalu. "Penemuan spesies yang benar-benar berukuran raksasa, seperti Perucetus, yang dipengaruhi oleh peningkatan massa tulang yang tajam, mengubah pemahaman tentang evolusi paus," kata temuan studi tersebut.

Setiap ruas tulang belakang paus prasejarah itu memiliki bobot lebih dari 100 kilogram, dan tulang rusuknya berukuran 1,4 meter. Dengan berat lima hingga delapan ton, kerangka sepanjang 20 meter dari spesies yang baru ditemukan itu tiga kali lebih berat dibandingkan kerangka paus biru sepanjang 25 meter yang dipamerkan di Hintze Hall, Museum Sejarah Alam di London. 


 

Pewarta: Xinhua
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2023