Surabaya (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya bekerja sama dengan UNICEF dan Plato Foundation melakukan upaya pencegahan dan penanganan awal atas kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak via daring melalui literasi digital di Kota Pahlawan, Jawa Timur.

"Kami berharap semua sektor di Kota Surabaya bisa aktif dan bergerak untuk membantu Pemkot Surabaya dalam mencegah kekerasan dan memberikan penanganan," kata Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3A-PPKB) Kota Surabaya Ida Widayati di Surabaya, Jumat.

Menurut dia, pihaknya memberikan perhatian serius terhadap persoalan anak di era digitalisasi saat ini. Sebab, penggunaan teknologi internet berperan penting dalam mendukung pendidikan anak. Namun, dengan intensitas anak dalam penggunaan internet dapat membuat anak-anak rentan menjadi korban kekerasan seksual di ranah daring.

Baca juga: Pemkot Surabaya gandeng UNESCAP kembangkan ekosistem "smart city" 

Oleh sebab itu, Pemkot Surabaya bekerja sama dengan UNICEF dan Non-Governmental Organization (NGO) Plato Foundation menggelar "Training Pencegahan dan Penanganan Awal Kekerasan dan Eksploitasi Seksual pada Anak di Ranah Daring" (OCSEA/Online Child Sexual Exploitation and Abuse) yang diikuti fasilitator masyarakat dan komunitas remaja di Siola, Surabaya pada 4-5 Agustus 2023.

Sementara itu, Spesialis Perlindungan Anak UNICEF Indonesia Kantor Perwakilan Jawa Naning Puji Yulianingsih mengatakan, para fasilitator masyarakat dan komunitas remaja di Surabaya diberikan bekal untuk mendeteksi dini kekerasan seksual pada anak.

Para peserta mendapatkan materi pemahaman penggunaan internet dan cara melindungi anak-anak melalui fitur yang tersedia di masing-masing gadget.

"Misalnya, di masing-masing brand smartphone terdapat fitur-fitur tertentu. Maka perlu ada kesadaran untuk memahami dampak baik dan buruknya. Selanjutnya, kami kenalkan beberapa jenis-jenis kekerasan dan eksploitasi seksual di ranah daring. Sehingga mereka bisa mengenali, apakah ada kejadian atau indikasi anak-anak di lingkungannya mengalami itu," kata Naning.

Baca juga: Unicef ajak Pemkot Surabaya akhiri pekerja anak

Ia menjelaskan, dengan adanya kegiatan ini, para peserta bisa melakukan proteksi atau perlindungan pada anak di lingkungan mereka masing-masing. Serta, dapat melaporkan segala bentuk tindakan kekerasan dan eksploitasi jika mengetahui hal tersebut.

"Sedangkan untuk komponen yang lain adalah di sekolah, karena sekolah juga menggunakan internet. Sekolah dan siswa diharapkan menjadi agen perubahan untuk menggunakan internet aman, dan sehat," ucapnya.

Direktur Plato Foundation Dita Amalia menyampaikan bahwa para peserta yang mengikuti kegiatan pada hari pertama, di antaranya lurah, Kader Surabaya Hebat (KSH), organisasi perempuan Aisyiyah, Fatayat, Katolik, dan sebagainya.

Sedangkan untuk pelaksanaan hari kedua, akan dihadiri oleh Forum Anak Surabaya (FAS) di tingkat kota hingga kelurahan, Insan Genre, dan Karang Taruna.

Baca juga: Delapan negara ikuti SCCIFAF 2023 di Surabaya pada 16-20 Juli 2023

"Selain itu, kami juga akan menguatkan lima kampung di Surabaya sebagai pilot project dalam membangun lingkungan yang ramah anak dan bersih dari OCSEA. Kampung ini berada di kawasan Kelurahan Tanah Kali Kedinding, Kebonsari, Pakal, Kertajaya, dan Medokan Semampir," kata Dita.
 

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2023