Kawasan ASEAN ini merupakan kawasan sangat strategis ke depan yang banyak dilirik karena mempunyai daya tarik yang besar
Jakarta (ANTARA) - Ketua Desk Kerja Sama Regional Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa ASEAN merupakan kawasan strategis yang memiliki daya tarik besar sehingga dilirik banyak pihak.

"Kawasan ASEAN ini merupakan kawasan sangat strategis ke depan yang banyak dilirik karena mempunyai daya tarik yang besar,” kata Putu dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Hal itu disampaikannya di acara Sidang Umum AIPA ke-44 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta Pusat.

Berangkat dari hal tersebut, kata dia, maka Sidang Umum AIPA ke-44 memiliki tujuan utama secara politik untuk mendorong stabilitas kawasan.

“Kita harus mampu secara mandiri mengawal segala permasalahan atau tantangan di kawasan ASEAN ini untuk menjaga stabilitas politik, keamanan, dan juga untuk menjaga kesejahteraan kawasan," ujarnya.

Putu mengatakan bahwa Sidang Umum AIPA ke-44 juga akan membahas sejumlah isu, di antaranya upaya merealisasikan Sustainable Development Goals (SDGs) hingga ekonomi hijau. Termasuk, pembahasan yang melibatkan parlemen perempuan AIPA dan parlemen muda AIPA.

"Isu seperti kesetaraan gender pada Komite Perempuan; isu keterlibatan pemuda pada Komite Kepemudaan; Komite Politik, Ekonomi, Sosial dan Komite Organisasi yang membahas berbagai isu internal AIPA juga tentunya akan mengangkat isu sawit-nikel, isu konflik Rusia-Ukraina, Myanmar, SDGs dan green economy," tuturnya.

Baca juga: Jokowi: Perlu dukungan parlemen ASEAN wujudkan Asia Tenggara sejahtera
Baca juga: Puan: Stabilitas prasyarat pembangunan dan pertumbuhan ekonomi ASEAN


Selain itu, dia menyebut AIPA juga akan mendorong agar Myanmar menerapkan Lima Poin Kesepakatan ASEAN (Five-point Consensus ASEAN) untuk mengakhiri konflik di negaranya yang kini dipimpin oleh junta militer.

Dalam penanganan demokrasi di Myanmar, dia menuturkan bahwa semula ada keinginan DPR RI untuk mengundang parlemen Myanmar yang terpilih secara demokratis yakni Committee Representing Pyidaungsu Hluttaw (CRPH) untuk hadir di Sidang Umum AIPA Ke-44.

“Memang ada keinginan, parlemen Indonesia untuk mengundang parlemen yang demokratis dipilih oleh rakyat Myanmar yaitu Committee Representing Pyidaungsu Hluttaw (CRPH). Tentu, kita juga harus melihat negara-negara ASEAN lainnya, dan tentu kita juga harus menghargai pendapat negara-negara ASEAN lainnya,” ujarnya.

Putu lantas menjelaskan lima poin kesepakatan ASEAN (Five-point Consensus ASEAN) yang didorong untuk diterapkan Myanmar yaitu kekerasan harus dihentikan; dialog konstruktif untuk mencari solusi damai; adanya mediasi dari utusan khusus (special envoy)

"(Keempat) isu-isu yang berhubungan dengan human right atau kemanusiaan harus dijaga karena banyak pengungsi jangan sampai merugikan masyarakat yang tidak berdosa. Terakhir, justru ASEAN mengirim utusan/envoy untuk mengawal proses demokratisasi di Myanmar,” terangnya.

Upacara Pembukaan Sidang Umum Ke-44 AIPA, Senin, di Jakarta, dibuka langsung secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo. Tampak hadir pula, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Ketua DPR RI Puan Maharani.

Kemudian, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, Wakil Ketua DPR RI Lodewijk Freidrich Paulus dan Rachmat Gobel, hingga Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon.

Pada tahun 2023, DPR RI menjadi Tuan Rumah Sidang Umum AIPA Ke-44 bertema "Responsive Parliaments for A Stable and Prosperous ASEAN", yang menandakan kali ke-7 DPR RI menjadi tuan rumah sidang parlemen untuk negara-negara di Asia Tenggara.

Baca juga: Puan harap AIPA Ke-44 satukan ASEAN agar kuat tingkat regional/global
Baca juga: Jokowi: Soliditas ASEAN penting agar bisa berperan sentral dan relevan


 

Pewarta: Melalusa Susthira Khalida
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2023