Moskow (ANTARA News) - Keputusan Korea Utara baru-baru ini memperkuat kemampuan senjata nuklirnya mempersulit peluang perundingan enam negara tentang penyelesaian nuklir di wilayah itu, kata Kementerian Luar Negeri Rusia pada Kamis.

"Peluang melanjutkan pembicaraan enam pihak untuk menyelesaikan masalah nuklir di Semenanjung Korea dirusak parah, jika tidak seluruhnya dihapuskan," kata juru bicara kementerian luar negeri Alexander Lukashevich.

Pada rapat pleno Komite Sentral Partai Pekerja Korea Utara Maret, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan bahwa negaranya akan mengadopsi undang-undang yang relevan untuk mempertahankan kekuatan penangkalan nuklirnya.

Ia juga mengatakan negara itu akan sekaligus membangun kekuatan nuklir dan juga membangun ekonominya.

Lukashevich mengatakan bahwa Rusia secara aktif berkonsultasi dengan semua peserta dari pembicaraan enam pihak tentang program nuklir Korea Utara, dan bahwa Moskow berharap pihak akan kembali ke meja perundingan.

Perundingan nuklir Korea Utara melibatkan Korea Utara dan Korea Selatan, Amerika Serikat, China, Jepang dan Rusia. Pembicaraan telah macet sejak tahun 2009.

Pada Rabu, tentara Korea Utara mengatakan telah menerima persetujuan untuk meluncurkan serangan "tanpa ampun" terhadap Amerika Serikat, termasuk mungkin serangan nuklir.

Pernyataan itu menyusul janji oleh Pyongyang pada Selasa untuk memulai kembali operasi-operasi nuklir di kompleks Yongbyon, termasuk pabrik pengayaan uranium dan reaktornya, demikian Ria Novosti melaporkan.

(SYS.H-AK/B002)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2013