Dili (ANTARA News) - Keputusan mengejutkan telah dilakukan Perdana Menteri (PM) Timor Leste, Mari Alkatiri, yang oleh sumber diplomatik di Dili, disebutkan telah menyatakan mengundurkan diri pada pukul 13:00 waktu Dili. "Hari ini, Senin 26 Juni 2006, sekitar pukul 13.00 waktu Dili (sama seperti waktu Indonesia bagian Timur) bertempat di kediamannya, PM Mari Alkatiri telah menyatakan pengunduran-dirinya," kata sumber diplomatik di Dili kepada ANTARA, Senin. "Hal ini (pengunduran diri Mari Alkatiri) telah dikonfirmasikan oleh Menlu/Menhan Ramos Horta (yang telah mengundurkan diri) langsung kepada sejumlah Dubes negara-negara sahabat," tambah sumber itu. Informasi yang sama juga diperoleh dari Dr Dionisio Babo, SH, M.Phil, staf pengajar Fakultas Hukum Universidade da Paz, Dili. "Informasi dari Dili menyatakan (PM) Alkatiri telah mundur, dan oleh partainya (Fretilin) dikembalikan ke parlemen," kata Didi, panggilan karib Dionisio Babo, yang juga Ketua Bersama "Commission of Truth and Friendship" (Komisi Kebenaran dan Persahabatan/KKP) Timor Leste dan Republik Indonesia (RI) dari Timor Leste, dan saat ini sedang berada di Jakarta untuk tugas-tugas KKP. Laporan pernyataan pengunduran diri Mari Alkatiri itu sangat bertolak belakang dengan kondisi sehari sebelumnya (25/6) dimana sejumlah kantor berita transnasional menyebutkan bahwa Ketua Fretilin, Francisco "Lu`Olo" Guterres dalam sebuah pernyataan yang dibacakan di markas besar partai itu memutuskan untuk mempertahankan Mari Alkatiri sebagai PM. Sejumlah menteri, termasuk Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Ramos Horta kemudian menyatakan mengundurkan diri setelah Fretilin memutuskan Alkatiri tetap didukung menjadi PM, meski tuntutan publik dan bahkan Presiden Xanana Gusmao sendiri terus dilontarkan. Ketika ditanya apakah mundurnya Alkatiri itu bisa mendinginkan "panasnya" konstelasi di Timor Leste, menurut Dionisio Babo, secara umum mungkin bisa, namun masih akan dilihat perkembangan "day-to-day" pasca keputusan itu. "Tentu Fretilin sebagai partai berkuasa juga punya agenda (politik) lain, termasuk tidak ingin kehilangan muka, dan juga tidak ingin dukungan atas partainya menurun, khususnya menjelang Pemilu 2007 nanti," kata Dionisio Babo, yang juga anggota Penasihat Dewan Keamanan Timor Leste. Dewan Keamanan Timor Leste adalah sebuah badan penting yang menjadi tempat presiden meminta nasihat atas kondisi negara. Mengenai "pengembalian" Mari Alkatiri ke parlemen, ia melihat itu merupakan agenda "menyelamatkan" Sekjen Fretilin itu untuk kemungkinan diselidiki atas dugaan mengetahui pengerahan pasukan rahasia kelompok sipil yang dipersenjatai pada krisis bersenjata lalu. (*)

Copyright © ANTARA 2006