Jakarta (ANTARA) - Beberapa jam sebelum dimulainya musim baru LALIGA yang diawali laga Almeria melawan Rayo Vallecano di Power Horse Stadium pukul 00.30 WIB, Sabtu (12/8), LALIGA dan para klub tetap teguh dan berkomitmen penuh melawan kebencian dan intoleransi dalam segala bentuknya selama berjalannya kompetisi 2023/2024.

Selain berbagai tindakan yang sudah ada sebelumnya terkait pencegahan rasisme dan pelatihan anti kekerasan, LALIGA akan terus menindak tindakan kebencian yang terjadi di dalam dan di luar stadion.

“Rasisme telah lama menjadi isu yang menjadi perhatian serius bagi kami. LALIGA VS Rasisme akan membantu kita memajukan perjuangan kita melawan rasisme dan intoleransi dalam sepak bola,” kata Presiden LALIGA Javier Tebas melalui keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.

“Selama bertahun-tahun, kami mengutuk insiden rasis. Mulai musim ini kami berharap dapat mengatasi masalah ini secara lebih global, dengan keterlibatan yang lebih besar dari klub, penggemar, mitra LALIGA dan kami harap, lembaga-lembaga utama di Spanyol,” tambahnya.

Mulai musim ini, semua inisiatif ini akan dikelompokkan dalam platform baru, "LALIGA VS Rasisme", yang ditujukan untuk memberantas rasisme dalam sepak bola. Melalui platform barunya ini, LALIGA akan terus berupaya mengedukasi, mencegah, dan menindak perilaku kekerasan dan kebencian dalam segala bentuk.

Platform baru (laligavsracismo.com) akan menyatukan inisiatif LALIGA melawan intoleransi dan akan membantu memperkuat sikap organisasi dalam perang melawan rasisme, menciptakan ruang untuk berbagi proyek dan sumber daya, mempromosikan inisiatif baru, dan menyatukan sepak bola untuk mencapai tujuan bersama.

LALIGA VS Rasisme terbuka untuk pemangku kepentingan termasuk klub, penggemar, institusi, dan mereka yang berupaya mendukung pendekatan toleransi nol LALIGA terhadap rasisme.

Platform baru ini juga menawarkan akses langsung ke saluran pelaporan LALIGA, sehingga anggota masyarakat dapat memberikan informasi secara real time terkait tindakan diskriminatif yang terjadi di dalam atau di luar stadion.

Platform LALIGA VS Rasisme diluncurkan dengan dukungan fans dan klub. Secara paralel, lembaga utama, asosiasi dan kompetisi olahraga (termasuk CSD, CEOE, ADESP, otoritas pemerintah daerah, Aficiones Unidas, AFE, Liga F, LNFS dan ACB) juga telah didorong untuk berpartisipasi dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perang melawan rasisme.

Baca juga: LALIGA EA SPORT siap bergulir dengan lebih menarik dan banyak inovasi

Memerangi rasisme sejak dimulainya musim baru

Liga dan klub akan memulai musim baru LALIGA dengan pesan-pesan utama melawan rasisme dan seruan untuk menghormati dan inklusi, yang akan terlihat di stadion dan melalui siaran domestik dan internasional LALIGA.

Inisiatif ini akan berpusat pada tiga elemen utama yaitu pada ban lengan kapten dimana setiap klub LALIGA akan menerima ban kapten yang dipersonalisasi dengan warna klub bertuliskan “LALIGA VS Racismo”. Tidak hanya dikenakan oleh para kapten klub di lapangan, ban lengan ini juga akan dikenakan oleh para penggemar di tribun, dengan total 126.000 ban lengan dibagikan selama beberapa hari pertandingan pertama, sehingga mengundang para penggemar untuk menjadi kapten melawan rasisme.

Lalu ada pada saluan pelaporan di tribun dengan adanya stiker yang akan ditampilkan di tribun dengan kode QR ke saluran pelaporan LALIGA (canalcomunicaciones.laliga.com/stopracismo) untuk meningkatkan kesadaran tentang cara yang tepat untuk melaporkan insiden apa pun, sehingga mendorong penggemar untuk berkontribusi aktif dalam pertarungan melawan rasisme.

Kemudian diberikan tanda di seluruh stadion yang dimana tanda ini akan dipasang di setiap stadion LALIGA, disesuaikan dengan masing-masing klub, untuk mengingatkan para penggemar bahwa mengakhiri rasisme adalah kepentingan bersama. Ini juga akan menyertakan kode QR yang terhubung ke saluran pelaporan LALIGA (canalcomunicaciones.laliga.com/stopracismo).

Selain itu, spanduk TIFO besar akan ditampilkan sebelum pertandingan antara Athletic Club Bilbao dan Real Madrid di Stadion San Mames pada Minggu (13/8) pukul 02.30 WIB, dengan pesan melawan rasisme yang bertujuan meningkatkan kesadaran di dalam stadion dan di antara jutaan pendukung LALIGA di seluruh dunia.

Tindakan lebih keras dalam perjuangan LALIGA melawan rasisme

Bersamaan dengan peluncuran LALIGA VS Rasisme, inisiatif lebih lanjut dalam perang melawan rasisme telah dikembangkan, termasuk adanya Buku Pegangan Pemain dan Buku Pegangan Suporter LALIGA, dibuat dengan berkoordinasi bersama Asosiasi Penas (Klub Suporter) termasuk informasi yang berkaitan dengan memerangi kebencian dan kekerasan.

Tim direktur pertandingan LALIGA yang bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kekerasan dan tindakan melanggar hukum apa pun selama pertandingan juga akan terus mengandalkan audio yang ditangkap oleh mikrofon yang terpasang untuk mendeteksi kemungkinan penghinaan rasis dan/atau komentar kasar yang dibuat oleh penggemar.

Sepanjang musim 2023/24, LALIGA akan terus meningkatkan kesadaran dalam koordinasi dengan mitra strategis termasuk EA SPORTS dan melalui pelatihan dengan organisasi Futura Aficion dan di ruang ganti klub melalui Kantor Integritas dan Keamanan LALIGA, yang mengadakan acara untuk mengedukasi para pemain tentang pentingnya mempertahankan sikap non-kekerasan di dalam dan di luar lapangan.

Baca juga: 10 Fakta menarik LaLiga jelang 2023/2024
Baca juga: OTT LALIGA+ resmi diperkenalkan di Indonesia


Pada kompetisi saat ini, LALIGA akan terus melaporkan melalui departemen Hukum, Integritas, dan Keamanannya, semua tindakan rasisme dan/atau kekerasan yang terjadi di dalam dan di luar stadion sepak bola profesional Spanyol kepada Komisi Negara melawan Kekerasan, Rasisme, Xenofobia, dan Intoleransi di Olahraga, serta Komite Kompetisi Federasi Spanyol, seperti yang telah dilakukan selama beberapa musim.

LALIGA juga akan melaporkan dan hadir sebagai penggugat dalam setiap proses pidana terkait tindakan kekerasan yang mungkin terjadi dalam lingkup sepak bola.

Lebih lanjut, seperti yang diumumkan pada Mei 2023, LALIGA secara resmi telah meminta amandemen UU 19/2007 tertanggal 11 Juli 2007 (melawan kekerasan, rasisme, xenophobia dan intoleransi dalam olahraga) dan UU 39/2022 tertanggal 30 Desember 2002 (tentang olahraga) untuk memiliki yurisdiksi formal dalam hal ini.

Pewarta: Zaro Ezza Syachniar
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2023