Karena tanpa riset dan inovasi tentu sulit bagi bangsa ini untuk bisa lepas dari kelompok negara berpenghasilan menengah
Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) pada 2023 ini menjadi penyemangat untuk terus mengembangkan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

"Peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional tahun ini menjadi penyemangat bagi kami untuk terus mengembangkan program-program Merdeka Belajar Kampus Merdeka, dengan mempersiapkan generasi muda Indonesia menjadi talenta riset dan inovasi," ujarnya dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu.

Dalam sambutannya pada acara pembukaan Pameran Riset dan Inovasi Hakteknas ke-28 di Plaza Tenggara Gelora Bung Karno, ia optimistis dalam waktu dekat Indonesia akan semakin unggul di panggung global.

Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Nizam menambahkan Hakteknas merupakan sebuah momentum untuk mengukuhkan kembali tekad untuk melakukan riset dan inovasi.

Baca juga: Kemendikbudristek pamerkan 145 produk inovasi peringati Hakteknas

"Karena tanpa riset dan inovasi tentu sulit bagi bangsa ini untuk bisa lepas dari kelompok negara berpenghasilan menengah," tuturnya.

Menurutnya, middle income trap hanya bisa dilewati kalau ekonomi Indonesia bisa bertransformasi menuju ekonomi berbasis inovasi, dan inovasi itu adalah kerja keras secara terus menerus.

Nizam mengatakan sebuah karya tidak ada yang instan, terobosan-terobosan besar yang terjadi di dunia tidak serta merta terjadi tanpa adanya upaya keras.

Kegiatan yang diselenggarakan bersama dengan Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) itu menampilkan lebih dari 145 produk inovasi yang sudah teruji, antara lain 31 produk inovasi di bidang pangan, 32 produk inovasi di bidang energi, 59 produk inovasi di bidang kesehatan, sembilan produk Electric Vehicle, dan 14 produk riset dan inovasi lainnya dengan partisipan dari Perguruan Tinggi Akademik dan Vokasi, serta BRIN.

Baca juga: Investor AS cemas China akan membalas larangan investasi teknologi

Sementara itu, Direktur Akademi Pendidikan Tinggi Vokasi, Beny Bandanadjaja mengatakan diselenggarakannya kegiatan ini dapat menjalin kerja sama antara pendidikan tinggi, vokasi, dan akademik secara berkelanjutan.

"Kami dari pendidikan tinggi vokasi, para dosen vokasi, peneliti-peneliti yang bisa mengembangkan teknologi, bisa bersatu padu dalam rangka mengembangkan teknologi yang berguna bagi masyarakat," tuturnya.

Direktur Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat, M. Faiz Syuaib menambahkan kampus harus dapat menjadi tempat bertanya masyarakat untuk mendapatkan solusi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, dan juga memaksimalkan potensi yang ada di suatu daerah.

"Potensi tidak akan memberikan kebermanfaatan apabila tidak kita eksplor dengan riset yang berkualitas, maka inovasi kita perlukan sebagai problem solving," tuturnya.

Baca juga: Menkominfo ajak masyarakat jadi "prosumer" teknologi dukung "startup"
 

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023