Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia resmi menutup program jangka panjang rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang atau coral reef rehabilitation and management program (Coremap) yang telah berlangsung selama 25 tahun terakhir.  

Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Bappenas Vivi Yulaswati di Jakarta, Selasa, mengatakan program itu telah membangun fondasi yang sangat kuat dalam mempertahankan dan mengkonservasi terumbu karang di seluruh pelosok Indonesia.

"Sebagai upaya perlindungan terhadap sumber daya pesisir terutama ekosistem terumbu karang, pemerintah Indonesia telah menginisiasi Program Coremap sejak tahun 1998. Program itu telah menghasilkan berbagai dampak positif bagi lingkungan, ekonomi, dan masyarakat," kata Vivi.

Program yang telah berjalan selama seperempat abad telah menghabiskan biaya lebih kurang 200 juta dolar AS yang bertujuan melindungi, merehabilitasi, dan mengelola pemanfaatan secara lestari terumbu karang serta ekosistem laut di Indonesia.

Vivi menuturkan terumbu karang merupakan ekosistem penting di wilayah pesisir dan laut, selain ekosistem mangrove dan padang lamun yang juga saling terkait satu sama lain.

Terumbu karang merupakan tempat pengasuhan dan pemijahan berbagai spesies ikan dan biota laut yang punya nilai ekonomi bagi masyarakat pesisir.

Indonesia punya potensi terumbu karang yang cukup besar dengan luas lebih dari 2,5 juta hektare atau sekitar 25 ribu kilometer persegi dengan lebih dari 500 jenis terumbu karang.

Vivi berharap ekosistem terumbu karang yang sehat dengan potensi seluas itu bisa berkontribusi hingga 2,6 juta dolar AS per tahun melalui berbagai sektor, seperti pariwisata, perikanan tangkap dan budidaya, hingga pengembangan kawasan pesisir.

"Kegiatan yang berbasis komunitas menjadi andalan untuk menjaga terumbu karang Indonesia yang jumlahnya luar biasa," ujarnya.

Pada Maret 2020 sampai Agustus 2023, pemerintah Indonesia telah melaksanakan program fase ketiga rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di wilayah segitiga terumbu karang yang diberi nama Coremap-CTI.  

Program pentahelix yang didanai oleh Bank Pembangunan Asia (ADB) senilai 5,2 juta dolar atau setara Rp72,8 miliar tersebut telah dilaksanakan Bappenas melalui Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF).

Coremap fase ketiga itu menjalankan proyek rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang di tiga lokasi terpilih dan masuk dalam bagian penting segitiga terumbu karang dunia, yaitu Nusa Penida di Bali dan Gili Matra serta Gili Balu di Nusa Tenggara Barat.

Asian Development Bank (ADB) Country Director for Indonesia, Jiro Tominaga mengapresiasi upaya pemerintah Indonesia dalam mengatasi degradasi terumbu karang melalui program Coremap yang telah berlangsung selama seperempat abad.

Menurut Jiro, program itu telah mendorong sektor perbankan untuk memfokuskan energi dana sumber daya dalam membantu menyelamatkan dan mendukung pemulihan laut melalui pendanaan konservasi.

Baca juga: 803.440 meter terumbu karang di Sunda Kecil direhabilitasi Coremap-CTI

Baca juga: Coremap-CTI tingkatkan efektivitas pengelolaan kawasan konservasi

Baca juga: Bappenas: Program penyelamatan terumbu karang hidupkan ekonomi lokal

Pewarta: Sugiharto Purnama
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2023