Dili (ANTARA News) - Para petinggi Timor Leste, Selasa, mengadakan pertemuan untuk membahas siapa yang akan menjadi perdana menteri mendatang setelah pengunduran diri Mari Alkatiri tampak dapat menurunkan suhu politik dan memberi harapan bagi berakhirnya kerusuhan selama lebih dari dua bulan di negeri itu. Majelis Negara, badan yang ditunjuk untuk memberi nasehat kepada presiden, mengadakan pertemuan ketika ribuan warga Timor Timur yang telah berhari-hari tinggal di tenda-tenda di ibukota negeri tersebut, Dili, guna melakukan aksi jalanan mulai kembali ke rumah mereka, Reuters melaporkan. Aksi jalanan itu mencapai puncaknya pekan lalu, setelah adanya pengungkapan di dokumenter TV Australia yang mengkaitkan Alkatiri dengan persekongkolan untuk mempersenjatai gerilyawan sipil. Ia telah mendapat kecaman selama lebih dari dua bulan karena kesalahan dalam menangani pertikaian di tubuh angkatan darat yang berakibat meluasnya penjarahan dan kerusuhan yang menewaskan sedikitnya 20 orang. Kerusuhan itu berakhir saat 2.500 anggota pasukan campur-tangan pimpinan Australia tiba di Dili. Partai Fretilin, yang berkuasa, pimpinan Alkatiri dan memiliki 55 dari 88 kursi di parlemen diyakini telah mencalonkan perdana menteri baru, yang akan diminta oleh Presiden Xanana Gusmao untuk membentuk pemerintah mendatang setelah pertemuan majelis negara tersebut. Nama calon yang sering disebut-sebut untuk menduduki jabatan perdana menteri itu meliputi Wakil Perdana Menteri Ana Pessoa, Menteri Tenaga Kerja Arsenio Bano dan Menteri Kesehatan Rui Maria de Arauzo. Calon dari luar partai Fretilin meliputi Menteri Luar Negeri Jose Ramos-Horta, meskipun ia pernah mengatakan akan memegang jabatan itu sebagai pilihan terakhir. Siapapun yang dicalonkan, beberapa kalangan mengharapkan terjadinya perubahan besar dalam kebijakan pemerintah, terutama karena anggaran pemerintah akan disampaikan ke parlemen hari Jumat. Ramos-Horta, Senin, mengatakan anggaran itu meskipun hanya mencapai $415 juta akan meliputi pengeluaran yang relatif besar untuk pembiayaan proyek-proyek infrastruktur sosial yang diharapkan dapat membantu menyembuhkan luka akibat kerusuhan baru-baru ini. Pemerintah baru juga harus melakukan persiapan untuk menyelenggarakan Pemilu sebelum Mei tahun depan. (*)

Copyright © ANTARA 2006