Pemulihan ekosistem ini dilakukan melalui kemitraan dengan kelompok masyarakat di sekitar kawasan TNKS
Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat (BB-TNKS) Wilayah III Sumatera Selatan-Bengkulu menyebutkan pemulihan ekosistem dalam kawasan melibatkan masyarakat di masing-masing wilayah.

Kepala Bidang Pengelolaan Taman Nasional (PTN) Wilayah III Sumatera Selatan (Sumsel)-Bengkulu Mahfud saat dihubungi di Rejang Lebong, Minggu, mengatakan luas kawasan TNKS di Kabupaten Rejang Lebong mencapai 26.000 hektare, di mana dari luasan itu 10 persen diantaranya telah mengalami kerusakan akibat perambahan dan usaha ladang berpindah.

"Pemulihan ekosistem ini dilakukan melalui kemitraan dengan kelompok masyarakat di sekitar kawasan TNKS," kata dia.

Baca juga: Tim gabungan tangani kebakaran Taman Nasional Bromo Tengger Semeru

Dia menjelaskan, sejak beberapa tahun belakangan pihaknya tidak lagi melakukan program reboisasi dalam kawasan TNKS yang mengalami kerusakan dan menggantinya dengan program kemitraan masyarakat sekitar kawasan.

Untuk program pemulihan ekosistem dalam kawasan TNKS di Kabupaten Rejang Lebong, kata dia, saat ini sudah ada empat kelompok yang dilibatkan di antaranya Kelompok Perempuan Peduli Lingkungan (KPPL) Maju Bersama Desa Pal VIII dan KPPL Karya Madiri Desa Tebat Tenong Luar di Kecamatan Bermani Ulu Raya.

Baca juga: Kalimantan Tengah kembangkan Sebangau menjadi kawasan wisata modern

Sedangkan dua kelompok lainnya berada dalam Kecamatan Selupu Rejang yakni KPPL Sumber Jaya Desa Karang Jaya dan KPPL Sejahtera Desa Sumber Bening.

Pada program pemulihan ekosistem dalam kawasan TNKS ini kelompok masyarakat yang menjadi mitra TNKS diharuskan menanam tanaman produktif seperti buah-buahan dengan kayu keras maupun kebun bibit rakyat.

Dia berharap dengan adanya pola kemitraan TNKS dengan masyarakat yang bermukim di sekitar taman nasional ini nantinya bisa menjaga kelestariannya serta meningkatkan perekonomian mereka.

Baca juga: Enam komodo Taman Safari Bogor bakal dilepasliarkan di cagar alam NTT

Pewarta: Nur Muhamad
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2023